"Jadi dia mempunyai efek khusus?" Tanya Capella.
"Iya, aku rasa juga begitu," Jawab Mahesa mengangkat tombak.
Kemudian Mahesa kembali melempar tombak miliknya dengan lurus menuju Cerberus. Melihat sebuah senjata dari musuh datang kearahnya, Cerberus menghindari tombak tersebut dengan mudah. Dan disaat tombak milik Mahesa melewati kepala Cerberus, Mahesa menghilang dari hadapan Capella. Ia berada didekat kepala Cerberus dengan memegang tombak. Seketika Mahesa langsung menghantam jatuh tubuh Cerberus. Digunakannya tombak hijau ruby itu untuk merobek bagian punggung Cerberus dan menarik Esita keluar dari sana. Selama pertarungan berlangsung, Mahesa terus mencari kemana perginya Esita setelah memanggil Cerberus. Ia mengetahui kalau Esita bersembunyi di dalam tubuh Cerberus. Ketika kelopak yang akan meledak jatuh kehadapan Mahesa, ia mendengar suara tawa Esita dari dalam tubuh Cerberus.
"Apa kau sudah puas?" Tanya Mahesa mencengkram kerah sweater Esita.
"Ehehe, tenanglah Tuan. Ayo kita bermain lagi!" Jaeab Esita dengan tawa girang.
"Aku tidak punya waktu untuk meladenimu!" Ujar Mahesa tidak tahan lagi dengan sikap Esita.
Mahesa mendorong Esita bersamaan dengan mencabut tombak hijau ruby miliknya. Mahesa mengaktifkan kumpulan energi yang ia tahan pada tombaknya dan membuat tombak tersebut bercahaya. Esita berdiri tidak jauh dari Mahesa setelah didorong. Raut wajahnya berubah melihat tombak milik Mahesa bercahaya. Esita mengetahui efek serangan Mahesa adalah menghancurkan apapun. Esita terlihat serius juga khawatir dengan kondisinya sekarang.