"Aku akan membunuh kumbang itu!! Kalau kau membelanya, aku juga akan menghabisimu!!" Jawab Mahesa. Dengan tatapan panik ia mengayunkan tombak tersebut pada Sadawira.
"Ja-Jangan lakukan itu, Mahesa!!" Teriak Sadawira hingga terdengar keluar rumah.
❇❇⚪❇❇
Sore hari adalah waktu bagi Sadawira untuk merawat kembali tananman kesayangannya. Ia menyirami bunga mawar yang tumbuh tumbuh subur di halaman rumah. "Kenapa dia semarah itu? Padahal aku sudah meminta maaf." Gumam Sadawira.
Satu persatu baris tanaman mawar ia perhatikan. Dan diantara mawar-mawar tersebut, tampak setangkai bunga yang berbeda. Sadawira melihat perbedaan itu. Ia langsung melihat dari jarak dekat. "Bunga ini, kenapa bisa tumbuh disini?" Ucap Sadawira memerhatikan bunga didepan matanya.
"Sepertinya aku pernah melihat bunga ini." Ujarnya menyentuh bunga tersebut. Disaat yang bersamaan, angin bertiup cukup kencang. Aroma serta serbuk sari berterbangan di udara. Sadawira mencium aroma bunga yang disentuhnya.
"Aroma ini.."
Asha keluar rumah untuk memanggil Sadawira. Mahesa meminta Asha membawa Sadawira untuk membicarakan soal ucapan dari Capella. "Sada! Sada kau dimana?" Teriak Asha mengitari halaman rumah.