Sadawira sudah berhasil di tangani, sekarang tinggal seorang lagi. Esita tertawa dan memberikan tepuk tangan untuk tindakan Mahesa. "Ternyata Tuan memang hebat! Nona Nasch pernah bercerita padaku tentang dirimu." Ujar Esita dengan tatapan kagum. Esita menundukan kepala, kemudian menatap Mahesa dengan sangat mengerikan. "Walau begitu, tidak akan ada gunanya!!"
Esita menunjukan jati dirinya sekarang. Sebagai pengguna teknik perubahan dan pengendalian bunga, Esita tidak mau lagi menahan diri. Seluruh kelopak bunga yang ada diarea ini, ia ambil dengan kendali penuh. Kelopak bunga berkumpul menjadi satu. Apa lagi yang akan dia buat kali ini? Pikir Mahesa siaga dengan tombaknya.
Esita merentangkan kedua tangannya sembari tertawa dan melihat kelopak bunga yang berkumpul menjadi satu. "Hahaha! Bangkitlah ciptaan Nona tersayang, Cerberus!" Ucap Esita memanggil sesuatu dari kumpulan kelopak bunga.
Grrooaarrr!!
Tepat setelah Esita menyebut kata Cerberus di akhir kalimatnya, kumpulan kelopak bunga hancur tersebar ke segala arah. Tampak sebuah makhluk berdiri di belakang Esita sekarang. Makhluk bernama Cerberus, memiliki tiga kepala yang menyatu disatu tubuh. Bulu diatas kepalanya tersusun menjuntai layaknya kelopak bunga. Ekor Cerberus memiliki bentuk seperti cambuk berduri. Makhluk ini sangat identik dengan kepribadian Nasch Keindahan yang Mematikan.