Blurb
Namaku Deira Almia. Sedikit panjang ceritanya hingga nama itu terpilih untukku, bungsu yang lahir sepuluh tahun kemudian setelah Kakak. Bunda meninggal sesaat setelah melahirkanku, dan Ayah meninggal dalam kecelakaan tepat di hari yang sama.
Kakak yang pada saat itu masih berusia sepuluh tahun, tidak membiarkanku yang baru lahir untuk diadopsi siapapun. Berbekal harta peninggalan orangtua kami yang tidak sedikit, Kakak membesarkanku dengan bantuan baby sister sampai usiaku enam tahun. Setelahnya, hanya ada kami berdua.
Hidupku sederhana. Cerita tentang hari lahirku pun dibuat dengan sempurna. Sebuah cerita yang akan kusampaikan pada teman-teman, guru di sekolah, guru les, hingga penjaja kue keliling. Semua orang akan tersentuh dan bilang kalau aku dan Kakak akan selalu bahagia bersama. Karna kami adalah saudara yang saling menyayangi dan berkorban untuk satu sama lain.
Semuanya baik-baik saja sampai usiaku 16 tahun. Beberapa bulan setelah memasuki kelas XI, datang sepasang murid pindahan dari negeri paman Sam.
Bagi semua murid di sekolah, kehadiran mereka memberi kebahagiaan tersendiri. Saudara kembar berbeda jenis kelamin merupakan hal yang cukup langka. Mereka sangat tampan dan cantik.
Dari luar, semua terlihat baik-baik saja. Tanpa ada seorang pun yang tahu ketika aku menertawakan cerita sempurna tentang hari lahir Deira Almia. Cerita yang menurut orang lain sangat mengharukan, menjadi tidak berarti lagi bagiku ketika sepasang murid pindahan itu mengingatkan kembali tentang luka di masa lalu.