Cara Hujan Menutup Luka

Agura Senja
Chapter #2

Luka

Cuaca yang mengerikan. Padahal tadi siang matahari sudah bersinar sangat terik, tapi sore menjelang langit kembali menggugurkan hujan. Dan keadaan ekstrem ini membuat daya tahan tubuh seorang Deira melemah. Sejak di sekolah tubuhku sudah terasa tidak enak.

Meski sudah bergelung dalam selimut, tetap saja tubuhku menggigil. Belum lagi sakit kepala dan hidung yang mulai mampet, penderitaan benar-benar dimulai. Ah ... kalau saja besok tidak ada jadwal latihan untuk OSN, aku pasti akan bolos.

"Minum ini, biar agak enakan."

Seorang wanita masuk ke kamar dengan nampan berisi secangkir cokelat hangat. Wanita berambut hitam panjang yang sangat cantik, lembut, dan penuh perhatian ini adalah keluargaku satu-satunya.

"Makasih, Kak. Terbaik deh," ucapku seraya menurunkan selimut, menerima cangkir yang disodorkan dengan senyum lebar.

"Sekolahmu gimana?"

Hmmm ... biasanya pertanyaan ini selalu dilontarkan setiap kali Kak Seira ingin mengatakan hal yang cukup serius.

"Kakak mau ke luar kota lagi?"

Melihat reaksi Kak Seira yang langsung menunduk dengan wajah sedih sudah cukup menjadi jawaban. Kakakku memiliki posisi yang cukup penting di perusahaan tempatnya bekerja. Setidaknya sebulan sekali ia harus mau pergi ke cabang perusahaan di luar kota atau luar negeri.

"Maaf, padahal harusnya kakak bisa lebih sering habisin waktu sama kamu."

Ah, kakakku yang baik!

"Apaan, sih! Aku kan udah gede, jadi enggak perlu khawatir. Kakak fokus aja sama kerjaan, enggak, Kakak juga harus fokus untuk cari suami. Oke?"

Kak Seira tersenyum seraya mengusap rambutku.

"Ya udah, kamu istirahat ya? Kalau besok masih enggak enak, nanti kakak minta izin wali kelas biar kamu bisa izin."

Aku segera menggeleng tegas.

"Besok harus masuk karna ada latihan penting buat OSN."

Kak Seira mengangguk mengerti. Tidak ada yang bisa menghalangi kalau aku sudah bilang akan pergi. Lagipula ini kan demi masa depan juga.

"Kalau gitu, sekarang tidur yang nyenyak biar besok langsung sehat."

Aku hanya bisa mengangguk sebagai jawaban.

Haah ... Setelah Kak Seira keluar dari kamar, aku malah tidak bisa tidur sama sekali. Ah ... Kepalaku sakit. Benar-benar menyebalkan! Semoga besok lebih baik. Hujan di luar juga semoga cepat berhenti.

Lihat selengkapnya