Cara Hujan Menutup Luka

Agura Senja
Chapter #3

Gerimis

Hari yang benar-benar melelahkan. Setengah enam sore aku baru sampai rumah, latihan kali ini benar-benar lama dan diperpanjang mengingat waktu perlombaan yang sebentar lagi.

Keadaan rumah yang hening membuatku menghela napas. Ingin mengeluh tapi Kak Seira akan merasa bersalah kalau aku bilang kesepian. Mau bagaimana lagi, toh aku juga tidak bisa meminta Bagas datang dan menemani di sini.

Oh, iya! Meski Bagas tidak bisa kesini, tapi aku bisa pergi ke rumahnya, kan? Ide yang bagus!

***

"Maaf, tidak terima tamu."

Kalimat itu menyambutku ketika pintu rumah berwarna putih yang kuketuk terbuka. Bagas mengerucut ketika aku langsung menerobos masuk tanpa permisi.

"Tante Naya, anak kesayanganmu mau minta makan nih!"

Tanpa basa-basi, langkahku langsung menuju dapur dan tersenyum ketika melihat wanita paruh baya yang sedang memakai celemek tengah sibuk memasak. Benar-benar waktu yang tepat untuk berkunjung ke rumah teman.

"Hai, sayang. Sebentar lagi makanannya selesai. Tunggu ya?"

Ah ... Tante Naya yang cantik, memang deh terbaik. Beda sekali dengan anak bungsunya yang tidak tahu cara menghormati tamu. Tanpa sungkan, aku langsung mendudukkan diri di meja makan. Dapur dan ruang makan di rumah ini memang berada dalam satu ruangan, jadi aku masih bisa melihat Tante Naya memasak.

"Di rumah cuma ada Tante sama Bagas aja?"

"Iya. Papa nya Bagas masih ada tugas di luar kota dan Leon juga enggak bisa pulang ke sini."

Aku menatap punggung wanita paruh baya yang sudah kuanggap seperti keluarga sendiri sembari tersenyum sangat lebar. Aku menyukai suasana seperti ini. Melihat seseorang memasak untukmu adalah hal paling hangat di dunia.

"Gimana latihan OSN tadi?" Bagas menarik kursi dan duduk di sampingku, ikut menatap wanita yang sudah melahirkannya.

Lihat selengkapnya