"Ren, nikah yuk?"
Bola mata Rena berbinar saat Galen Ray Surendra, cowok paling tampan dan incaran cewek-cewek di SMA Harapan, hari ini, detik ini, menit ini, di hadapannya mengajak Rena menikah.
Rena tersenyum mengangguk. Jelas. Ia pasti menerima ajakan itu. Keyakinan Rena sejak dulu bahwa cewek jelek akan ditakdirikan dengan cowok tampan untuk saling melengkapi benar terjadi.
"Iya mau."
"Mau apanya lu!!"
Suara nyaring Ibu Rena yang ia panggil dengan sebutan Nyak itu membuyarkan mimpi indahnya.
Rena bangun sambil terus mengatur napasnya karna air satu ember mengguyurnya tanpa permisi.
"Nyak, Rena lagi di lamar tau, ganggu aja dah!"
"Lamar?" Nyak menahan tawa, "Mana ada yang mau sama lu! Buset dah, tiap hari ngigo mulu nih bocah! sadar diri sama muke lu napa!"
Omongan kejam dari Nyak itu sudah jadi sarapannya setiap pagi--tidak bukan hanya sarapan tapi makanannya setiap hari.
"Mandi sono! Jam segini belum mandi juga, mau Nyak masukin lagi keperut?"
Rena bangkit dari tempat tidur, kemudian berlari ke kamar mandi menghindari ocehan Nyaknya yang pasti tidak akan ada ujungnya.
"Nyak merusak mimpi gue aje dah!"
🌸🌸🌸
Pagi itu menjadi pagi yang benar-benar indah dalam hidup Rena. Bukan hanya karna ia semalam bermimpi Galen lagi, tapi juga karna akhirnya ia bisa turun dari angkutan umum tanpa takut gerbang akan ditutup. Ini berkat Nyak membangunkan Rena dengan air seember. Meskipun Rena kesal karna Nyak merusak mimpi indahnya, tapi karna itu ia jadi tidak telat lagi.
Lophe u nyak! Rena berseru senang dalam hati.
"Gila, makin hari makin Ganteng aja!"
Terdengar bisik-bisik dari siswi-siswi yang baru datang seperti Rena saat melihat cowok bergaya rambut Brushed on Top sangat cocok dengan rambut cowok itu yang tebal.
Yang di maksud mereka adalah Galen Ray Surendra. Cowok yang datang di mimpi Rena tadi pagi. Cowok yang berhasil membuat Rena selalu semangat pergi sekolah.
Rena berjalan sambil diam-diam tersenyum memandangi pundak Galen yang berada 4 meter darinya. Tampak dari belakang saja Galen masih tampan. Sebetulnya bukan hanya tampangnya saja yang membuatnya jatuh cinta pada Galen, tapi dia juga pintar, berbakat, dan kebaikannya juga yang membuat Rena jatuh cinta terlebih mengingat saat kejadian pertama kali Rena bertemu Galen dan mulai timbul rasa suka itu.
Terlihat dari sini banyak yang menyapa Galen. Dengan malu-malu, atau bahkan dengan tidak tahu malu. Rena hanya bisa menghela napas melihat dari jauh. Apalah daya, muka jelek sepertinya harus banyak-banyak tahu diri, ia tidak bisa berani menunjukkan rasa sukanya seperti mereka.
"Lo kalo jalan lihat-lihat dong!"
Rena merutuki kebodohannya. Karna terlalu fokus memandangi Galen, ia sampai tidak sengaja menabrak cowok yang berjalan tidak jauh darinya. Sialnya lagi, susu kotak yang baru saja ia buka tumpah sedikit di baju putih cowok itu.
"Maaf, gak sengaja."