Bel istirahat yang ditunggu siswa dan siswi SMA Harapan akhirnya berbunyi. Mereka semua berhaburan menuju kantin.
Menu bakso beserta sukro kesukaan Rena dan Fika sudah tersaji di atas meja. Mereka menyantap dengan lahap sambil membahas artikel 'Cara Mendapatkan Cogan' yang tadi sempat tertunda.
"Lo harus jalanin cara pertama ini, Ren!"
Fika bersemangat. Sambil masih menyuap baksonya satu persatu.
"Oh iya, kita juga harus praktekin yang sering ada di Drama korea atau Film romance yang sering kita tonton. Oh, iya kita praktekin juga yang kayak di novel romance."
"Gila lu ya, Fik! Gue aja nggak yakin sama misi gila lo yang pertama eh udah muncul lagi misi gila lo lainnya. Lagian nih ya, Itu kan nggak nyata cuman fiksi, udah deh Fik nggak usah terlalu optimis ini dunia nyata bukan drama, film, atau novel. Itu semua ya, emang udah di atur sama sutradara pemeran utamanya akan berakhir bahagia, lah gue?"
"Setiap manusia di muka bumi ini pemeran utama di setiap kisah hidupnya masing-masing, Ren. Dan Tuhan adalah sutradara yang paling terbaik. Jadi jangan nyerah, yang lo harus lakuin sekarang jadi pemeran utama yang terbaik dan percaya sama sutradara paling terbaik Itu."
Rena diam sejenak. Terkadang sahabatnya ini selalu mengeluarkan kata-kata yang tidak terduga.
"Lo juga sih, kenapa bilang bisa ke Cleo! Lo mau gue semakin direndahkan?!"
"Lo jangan pesimis dong! Dengan lo dapetin Galen, lo bisa buktiin ke orang yang sering rendahin lo."
"Iya kalo bisa, kalo kaga? Jangan ngada-ngada dah lo!"
Rena bersungut-sungut, logat betawinya keluar.