Rena memasuki gerbang sekolah sambil bersenandung mendengarkan lagu yang terputar di earphonenya.
Lagu Jepang untuk penunjangnya bisa berbahasa Jepang juga bisa dekat dengan Galen karna menyukai band yang sama.
"Kamu suka lagu ini, juga?"
Rena menoleh ke sumber suara. Suara yang sangat dia kenal yang ia yakini sedang bertanya padanya.
"Galen? Iya aku suka."
"BANGUUUN!!!"
Suara nyaring Nyak Rena seperti biasa membuyarkan mimpi indahnya. Rena bangun dan duduk sambil memegangi kupingnya.
"Kaleng? Lu kok mimpiiin kaleng sih Ren, Ren, makin hari makin gila lu!"
"Hah? Kaleng?" Rena nampak berpikir apa maksud nyaknya ini, "Buset dah! Galen Nyak bukan Kaleng. Jauh banget."
"Lagi LDR Ren, makanya jauh."
"kayak tahu aja LDR apaan."
"Udah sono buruan lu mandi! Udah jam setengah 7 halu mulu kerjaan lu, Ren!"
"Hah? Setengah 7?"
"Eh BTW siapa tuh Galen?"
Nyak menyelidik membuat Rena yang semula heboh karna panik kini tergagap harus menjawab apa.
"Ah... itu... Lah Nyak sok-sokan ngomong BTW emang artinya tahu?"
Rena mengalihkan pembicaraan membuat Nyaknya kembali mengingatkannya untuk cepat-cepat mandi.
Rena segera berlari ke kamar mandi. Gosok gigi, cuci muka dan buru-buru memakai seragamnya. Iya! Rena tidak mandi, karna sudah telat.
Ia segera berlari tidak lupa pamit dengan Nyak dan Babehnya. Untuk saja tadi Nyak tidak bertanya lagi tentang Galen. Sekarang tujuannya sekarang adalah mencari angkutan umum untuk ia segera sampai ke sekolah tanpa telat.
Selama menunggu angkutan umum ia terus menerus senyum-senyum, membayangkan mungkin saja dia bisa bertemu lagi dengan Galen seperti waktu itu. Tapi ia menepis harapan itu, karna bener juga yang Fika bilang, kalau halu terus dan halunya nggak kejadian akhirnya jadi nyesek.
Angkutan umum yang lumayan penuh berhenti di depannya. Rena sebetulnya tidak ingin masuk. Dari luar saja angkutan umum ini sudah keliatan sesak. Tapi mau bagaimana lagi, daripada telat dan di hukum bersihin Toilet.
Rena duduk di dekat pintu angkutan umum. Ibu-ibu di sampingnya yang membawa ayam yang sepertinya baru ia beli di pasar mulai mengganggu Rena.
Ayamnya yang masih hidup mematuk-matuk tangan Rena. Rena menghindari itu. Tapi Ayam itu sepertinya punya sifat jail mengulangi hal yang sama yang membuat Rena benar-benar terganggu.
Rena menggeser tubuhnya. Hingga tubuhnya sedikit keluar ke arah pintu angkutan umum. Rena menghela napas.
Apes banget udah telat, di patok ayam lagi.
Lampu merah membuat angkutan umum yang di tumpangi Rena berhenti. Rena makin sebal, ini makin membuatnya semakin telat.
Rena membuang muka ke jalanan Jakarta yang padat. Pandangannya menemukan sesuatu yang membuat matanya membulat sempurna.
"Jodohku maunya ku dirimu~"
Batin Rena tiba-tiba saja bernyanyi lagu Anang & Ashanty.
Di lihatnya Galen sedang duduk di bangku penumpang mobil pribadi yang berada tidak jauh dari angkutan umum yang Rena tumpangi. Galen terlihat panik sambil sesekali melihat jam tangannya dan juga lampu merah, bergantian.