Rena dan Fika sedang mencari bangku kosong di kantin yang di penuhi siswa dan siswi SMA Harapan. Sambil memegang bakso dan es teh manis mereka berdua berjalan menuju bangku kosong yang lumayan jauh dari stand bakso.
"Woy! Hati-hati dong, mata lo taruh di mana, hah?"
"Maaf, nggak sengaja."
Rena menjawab takut-takut. Karna kantin sangat padat ia tidak sengaja menyenggol cowok itu menyebabkan es tehnya tumpah sedikit mengenai baju cowok itu.
"Lihat nih baju gue jadi basah!"
"Dia, kan udah minta maaf. Lagian Rena beneran nggak sengaja. Ngak usah kasar, dong!"
Fika berusaha menengahi. Cowok itu berlalu meninggalkan Rena dan Fika, masih marah tidak terima seragamnya basah.
"Hei! Lo kalau jalan pake ma---Hai, Siska?"
Cowok itu berteriak lagi di tengah jalan, tapi teriakannya segera berubah menjadi lembut saat melihat siapa yang tidak sengaja menabraknya.
Rena tersenyum tipis melihat kejadian itu, nampak berbeda dengan apa yang dia alami beberapa detik yang lalu. Ia jadi ingat kejadian saat di toko buku waktu itu.
Orang-orang merubah sikapnya saat dia tahu dengan siapa dia berbicara, Cantik atau Jelek. Dan beruntunglah kamu yang terlahir cantik.
Cowok itu yang tersenyum manis dan memaafkan Siska seolah tidak terjadi apa-apa.
Rena jadi terus berpikir, dia tidak cantik, tidak seperti Siska yang sampai diperlakukan baik padahal telah melakukan kesalahan. Dia juga tidak bisa apa-apa, nilai pelajarannya juga pas-pasan.
Dadanya sesak. Ia jadi kembali terngiang-ngiang ucapan Cleo, "Lo itu Nothing!"
"Ren, ayo duduk disana."
Fika membuyarkan lamuna Rena. Ia mengangguk dan mengikuti Fika yang sudah lebih dulu duduk di bangku. Terlihat disana ada Via dan Indah, teman sekelas mereka sedang menikmati makanan mereka.
"Hoi, lagi pada ngomongin apa nih?" Fika bertanya setelah duduk dan melihat mereka berdua sangat heboh.
"Siska. Hari ini udah ada yang nembak dia 3 kali dalam sehari!" Indah berseru.
"3 kali dalam sehari? Udah kayak minum obat aja," ucap Rena asal yang membuat Fika, Via dan Indah tertawa pelan.
"Pas MOS aja, dia itu jadi incaran Kakak kelas." Via berkomentar.
"Dia memang cantik sih, wajar aja banyak yang ngincar."
Karna ucapan Fika, mata Rena spontan melirik Siska yang sedang mengobrol dengan teman-temannya di salah satu bangku di dekat stand mie ayam.
"Nah, bener, Fik! Putih, glowing, tinggi, kurus, rambutnya juga bagus, dia juga pernah ikut olimpiade. Denger-denger dia juga aktif organisasi, kan? "