"Rena, Bangun! Udah jam berapa ini? Lagi-lagi lu telat. Lu niat sekolah kaga sih! Nyak cape, Ren, teriak-teriak mulu bangunin lu!"
Rena mengerjap. Dilihatnya, jam dinding di kamarnya sudah menunjukkan pukul setengah tujuh pagi. Seperti biasa ia telat dengan gerakan cepat ia pergi ke kamar mandi. Bukan untuk mandi, hanya cuci muka, gosok gigi, cepat-cepat ganti baju seragam dan berlari sepanjang gang sambil terus berdoa agar dia tidak telat.
"Bang, angkot!"
Rena memberhentikan angkutan umum yang lewat tepat saat dia sudah berada di depan gang.
Rena duduk di dekat pintu angkutan umum. Ia masih mengantuk karna semalaman belajar sampai larut.
"Neng, hati-hati nanti jatuh."
Seorang ibu-ibu seumuran Nyaknya menegurnya ramah sesaat menyadari Rena mengantuk dan hampir terjatuh.
"Iya, Bu." Rena tersenyum sambil mengangguk. Ia mengusap wajahnya kasar berharap itu bisa membuatnya tidak mengantuk lagi tapi jelas nihil.
"Mau permen kopi?"
Rena menoleh ke sumber suara, suara yang ia kenali.
"Galen?"
Rena spontan bertanya setengah berteriak setelah menyadari di hadapannya sekarang adalah Galen Ray Surendra. Matanya yang semula sipit karna mengantuk kini sudah membesar lagi.
Rena berpikir. Jangan-jangan dia halu lagi. Ia mengucek matanya membuat Galen mengibaskan tangannya di depan wajah Rena.
"Kenapa? Mata lo kelilipan?"
"Ini beneran lo--eh maksud gue, makasih permennya."
Rena cepat-cepat mengambil permen kopi itu. Ternyata ini nyata, dia tidak halu. Rena diam-diam tersenyum. Lagi-lagi bertemu, jangan-jangan dia dan Galen memang benar berjodoh.
"Hai, Ren? Kebetulan banget ya kita ketemu disini."
Senyum Rena buyar begitu saja saat suara cewek menyadarkan Rena ada Nanda di samping Galen. Iya! Nanda di sana, tersenyum ramah seperti saat di Sakura Matsuri. Wajahnya segar tidak seperti Rena yang suram. Parfumenya juga tercium sangat wangi.
"Gak nyangka kita bisa ketemu lagi, Ren. Masih inget gue, kan?"
Nanda bertanya, Rena tersenyum mengangguk---tersenyum menahan sesak lebih tepatnya.
"Kapan-kapan kita hangout bareng yuk, ajak juga teman lo yang kemarin, pasti seru, bareng Galen juga. Hmm... gimana kalau kita jogging bareng? Gue dan Galen biasa jogging setiap minggu di stadion dekat taman kota. Kalau kita jogging berempat pasti seru."
Ajak Nanda bersemangat tapi Galen yang namanya diikut sertakan menoleh tidak suka.
"Apa? Lo marah? Ayolah, dengan jogging bareng-bareng lo akan lebih terhibur dan bersemangat. Ini juga kan yang---"
"Oke!"
Galen memotong cepat ucapan Nanda membuat Rena penasaran apa ucapan Nanda yang sengaja dipotong Galen.