"Rena!"
Rena menoleh ke sumber suara, suara ngebass yang Rena kenali. Bintang, sepupunya. Dia sudah berada di atas genteng, melambai ke arah Rena yang baru saja pulang. Cowok bermata sipit , bermuka bulat itu kini sudah nyengir sambil melambai.
"Ngapain lo, disitu?"
"Ini kan tempat favorite kita."
"Iya, tapi kan pas lagi galau, eh tunggu! Jangan bilang lo..."
Bintang mengangguk sambil nyengir. Padahal dia bilang sedang galau, tapi wajahnya sama sekali tidak menggambarkan kegalauan. Tapi itulah Bintang, Rena kenal dirinya dari kecil, periang, bahkan saat sedih seperti ini.
"Btw lo masih pake seragam, belum pulang ke rumah lo?"
Tanya Rena sesaat sudah menaiki tangga bambu, menemani Bintang yang sudah duduk memegangi kedua lututnya.
"Iya. Pulang sekolah gue langsung kesini."
"Terus ada apa?"
"Bujuk Fika dong, gue mau belajar dance kpop."
"Hah?" Rena melongo tidak percaya.
Bintang mau belajar dance kpop? Kesambet setan korea, apa gimana dah nih bocah?
"Woy! Ngapa lu bengong?"
Bintang mengguncang tumbuh sepupunya itu yang malah melamun memandanginya dengan tatapan tidak percaya.
"Sejak kapan lo jadi suka--ah maksud gue--kemarin lo---"
Rena berdecak, bicaranya jadi tidak beraturan gara-gara Bintang tiba-tiba saja jadi ingin belajar dance Kpop. Masalahnya Bintang dari dulu anti sekali sama perkpopan. Dulu saat Bintang, Fika, dan Rena masih SMP, di sekolah yang sama. Fika selalu datang ke rumah Rena untuk bercerita tentang grup musik kpop, Bintang selalu bilang Fika alay. Tiba-tiba saja sekarang ia menyuruh Rena meminta Fika untuk mengajarinya.
"Lo kesambet setan korea, ya? Gue bilang juga apa, SMA bareng gue, sekolahan lo itu terkenal angkernya."
"Ngaco!" Bintang menjitak kencang kepala Rena, membuat sepupunya itu mengaduh tertahan.
"Ya, terus lo kenapa tiba-tiba mau dance kpop?"
"Gue naksir sama teman sekelas gue, dia suka kpop. Denger-denger dia mau punya cowok fanboy. Makanya gue nyuruh lo bujuk Fika."