Bel istirahat telah berbunyi Yuvan dan Shaka berencana mengunjungi kelas Arsen, ini pertama kalinya bagi mereka mengunjungi kelas Arsen setelah kenaikan kelas. Mereka penasaran dengan teman kelas Arsen yang bernama Eryna, yang kabarnya merupakan gebetan Arsen.
Keberadaan Arsen tidak terlihat, hanya teman-teman kelasnya atau mungkin mereka memang salah masuk kelas? Salah satu dari Yuvan dan Shaka harus memulai duluan atau mereka hanya bengong hingga bel masuk berbunyi. “Hallo?” ucap Shaka menepuk pundak seorang perempuan yang sedang menempel organigram kelas dekat pintu, yang tampak nya penghuni kelas tersebut.
Perempuan tersebut membalikkan badannya. Ia menatap 2 orang asing di hadapannya. Untuk beberapa saat ia memperhatikan dua lelaki di hadapannya, berusaha mengenali dengan siapa ia berbicara.
“Iya?” jawab perempuan tersebut dengan bingung. Sekarang ia berhenti melakukan aktivitasnya, menempel organigram.
“Lo Najla?” tanya Yuvan sksd sembari ia melihat bet nama perempuan itu. Yuvan menggunakan keahliannya sekarang, bersosialisasi. Shaka yang memanggil, Yuvan yang berbicara.
“Kenapa?” tanya perempuan tersebut. Ia bingung. Yuvan yang menyadari bahwa Shaka hanya bengong sedari tadi, ia menyenggol lengan Shaka agar lamunannya buyar.
“Eh iya? Hmm... lo temennnya Eryna?” tanya Shaka.
“Gue Eryna kenapa?” ucapa Eryna yang tiba tiba datang. Yuvan mulai memperhatikan wajah Eryna. Tetapi Shaka masih memperhatikan perempuan tadi. Perempuan yang bernama Najla.
Percakapan mereka hanya berjalan singkat, sekadar bertanya dimana keberadaan Arsen yang kebetulan tidak ada di kelas saat itu. Basa-basi yang sangat basi, karena poin utamanya adalah mereka tau siapa Eryna. Di sisi lain ada Najla yang bingung karena mereka bertanya kepadanya mengenai Eryna, tetapi kemudian setelah bertemu orangnya mereka bertanya mengenai Arsen.
“Pantesan demen banget diem di kelas, ada cewek cantik” oceh Yuvan sambil memakan batagor yang dipesannya di kantin. Shaka hanya diam dan tidak bereaksi mendengar ucapan Yuvan.
Yuvan mulai menyadari bahwa sedari tadi ia diabaikan oleh Shaka, ia mulai mengomel kepada Shaka. Shaka malah menanggapinya dengan menyuruh Yuvan menghabiskan batagornya yang tak kunjung habis, karena sedari tadi ia sibuk mengoceh. Batagor Yuvan kini lebih lama habisnya, karena sekarang ia malah adu mulut dengan Shaka. Hingga bel masuk berbunyi, Yuvan baru menghabiskan makanannya.
Setelah kejadian itu, Shaka dan Najla menjadi sering bertemu secara tidak sengaja. Walaupun Najla tidak pernah menyadari keberadaan Shaka. Lama kelamaan Shaka menjadi penasaran dengan sosok Najla. Sedari awal Yuvan sudah sadar dengan ketertarikan Shaka kepada Najla, tapi ia ragu Shaka akan melakukan pergerakan.
Selama 2 minggu Shaka tidak melakukan apapun, ia hanya memperhatikan gerak gerik Najla. Saat itu ia hanya bercerita kepada Yuvan hinggga Yuvan bosan mendengar celotehan Shaka seputar Najla, hingga kadang Yuvan menyesali pernah memancing shaka cerita pertama kali. Siapa yang akan menduga Yuvan akan mendengar cerita Najla se-sering ini. Shaka tidak bercerita masalah ini kepada Arsen, karena Arsen sepertinya sedang sibuk jadi mereka bertiga jarang berkumpul.
Akhir pekan ini Shaka, Yuvan, dan Arsen berkumpul di café boardgame yang biasa mereka kunjungi. Walaupun mereka jarang bertemu, hal itu tidak mengurangi kedekatan mereka. Justru banyak bahasan yang harus dibicarakan, dari mulai hal biasa seperti keseharian yang kian sibuk, hingga Eryna.
“Apa kabar tuh si Eryna?” tanya Yuvan membuka topic mengenai Eryna sembari meminum kopinya.
“Lo tau Eryna darimana?” tanya Arsen bingung. Ia kaget tiba tiba Yuvan mengetahui hal ini, tentu saja dari gossip yang beredar. Bukannya ia tidak mau cerita, tapi ia pun bingung bagaimana menyampaikannya.
Arsen mulai menceritakan awal kedekatannya dengan Eryna, ia kagum dengan kecantikan Eryna. Tetapi lebih terpana karena sifatnya yang perhatian. Setelah lebih dekat, ternyata ia bisa menjadi pendengar yang baik dan bisa mengerti kesibukan Arsen. Eryna dengan pesonanya yang membuat Arsen menyatakan cinta, dalam waktu yang singkat Arsen sadar bahwa Eryna adalah orang yang tepat. Arsen tidak tau tentang masa depan, tidak ada yang tau tentang masa depan. Tapi setidaknya, saat ini ia tau bahwa Eryna orang yang tepat untuk bisa ‘bertumbuh’ bersama dengannya.
“Nah, elo Van jadinya yang mana tuh yang mau dipacarin” ucap Shaka. Ia hanya bercanda mengenai hal ini. Selama ini pun Shaka tau, tidak sedikit yang menyatakan cinta duluan pada Yuvan. Namun, tidak ada yang membuat Yuvan tertarik.