Hari ini adalah hari pengumuman, hari penentuan untuk siapa yang akan melanjutkan olimpiade tingkat provinsi. Guru pembimbing Najla mengirimkan file yang berisi nama-nama yang akan melanjutkan ompiade biologi tingkat provinsi.
Ketika istirahat Arsen, Najla dan Galang dipanggil untuk menemui guru pembimbing biologinya yang selama ini membantunya belajar untuk olimpiade. Guru pembimbing mereka mengatakan selamat untuk Arsen dan menyemangati Najla dan Galang.
Disana tidak ada nama Najla, hanya nama Arsen yang mewakili sekolah. Bohong jika rasanya tidak kecewa, tapi disatu sisi ia tahu ini bukan jalan untuk Najla, mungkin di bidang lain.
Sepulang sekolah mereka memutuskan untuk berkumpul, merayakan keberhasilan Arsen yang lolos melanjutkan olimpiade biologi ke tingkat provinsi.
Kali ini mereka langsung memesan makanan, agar menghemat waktu.
“Selamat ya, Sen. Makasih juga traktirannya hehe!” ucap Najla
“Bangga gue sama lo Sen,” ucap Yuvan.
“Padahal ini belum saatnya buat syukuran,” ucap Arsen.
Pesanan yang telah mereka pesan akhirnya tiba juga.
“Ntar lagi belajarnya, abis ini kan lo sibuk. Nikmatin aja dulu hari ini,” ucap Yuvan.
“Jangan sampe mengejar masa depan, sampe kehilangan masa sekarang” ucap Shaka.
“Emang olimpiade tingkat provinsi kapan?” tanya Eryna
“April” jawab Arsen
“La lo engga apa-apa?” tanya Yuvan, karena Najla hanya diam dan mencoba satu-satu makanan yang ada di meja.
“Emang kenapa?” ucap Najla sembari memakan kentang goreng.
“Jangan sedih sendiri La” ucap Shaka.
“Tau ga? Sebelum Olimpiade gue selalu berdoa gini ‘ya Allah Najla masih bingung mau ngambil jurusan apa. Kalo jurusan yang mengandung unsur biologi itu yang paling pas buat Najla, mudahkanlah ngerjain soalnya biar bisa lanjut provinsi biar dapet sertifikat terus lebih gampang masuk kuliahnya. Aamiin’ ternyata gue ga lolos seleksi tingkat kabupaten berarti Tuhan ngasi jawaban, jurusan yang mengandung unsur biologi kayak dokter, perawat, apoteker dan sebagainya kurang pas buat gue. Menang atau kalah bersyukur aja si” ucap Najla panjang lebar.
“Terus lo udah tau mau lanjut kemana?” tanya Eryna, ia penasaran dengan jurusan yang akan diambil oleh Najla.
“Belom, gue cuman ngeliminasi satu jurusan dari sekian jurusan yang gue mau hehe” ucap Najla, sembari tersenyum.
“Mending milih yang pasti-pasti aja La” ucap Shaka.
“Misalnya?” tanya Najla meminta contoh yang lebih jelas.
“Aku” ucap Shaka menunjukan dirinya sendiri dengan kepercayaan diri yang tinggi.