Caraphernelia

Lalla
Chapter #21

#20 Simulasi

Hari ini, sekolah kedatangan tamu dari BPBD atau Badan Penanggulangan Bencana Daerah. Ya, sepertinya akan ada simulasi gempa. Semua murid sudah diberi tahu, jika bel berbunyi mereka harus pergi ke lapangan upacara.

Ketika bel berdering jam menunjukan pukul 9, pertanda simulasi gempa sudah dimulai. Semua murid serentak keluar dari kelas, menuju lapangan. Najla dan Eryna keluar kelas paling terakhir dan jalan di belakang kerumunan.

Mereka harus berkumpul di lapangan upacara, sirine peringatan yang terus berdering dan smoke bomb yang ditaruh di beberapa tempat untuk mengilustrasikan kejadian yang sebenarnya.

“Liat Yuvan sama Shaka ga?” tanya Arsen kepada Najla dan Eryna.

“Engga, kenapa?” tanya Najla.

“Tuh anak dua, kalo lagi kayak gini suka bertingkah” ucap Arsen sembari melihat ke segala arah, masih berusaha mencari keberadaan Shaka dan Yuvan. Kini Arsen seperti ibu ayam yang sedang mengkhawatirkan itiknya.

Ketika mereka sedang berbaris dan Arsen sudah menyerah mencari Shaka dan Yuvan, tiba-tiba mereka muncul dan menyalip barisan agar bisa di dekat Arsen, Eryna dan Najla.

“Darimana lo pada?” tanya Arsen mulai menginterogasi.

“Kantin lah,” ucap Shaka seadanya.

“Gue si ngikut aja” ucap Yuvan.

“Terus lo beli apa?” tanya Arsen.

“Belum, gue baru pesen udah di usir duluan” ucap Shaka polos.

“Kok bisa? Lu ngapain lagii?” tanya Arsen penasaran.

“Pas gue lagi pesen, tiba tiba ada guru ngusir kita. Sambil bilang gini ‘eh ayo ke lapang, kantin nya mau roboh jangan disini’ gitu katanya” ucap Shaka yang mencoba menirukan cara bicara guru tadi.

“Mendalami banget si bapak, padahal simulasi doang” ucap Yuvan sembari mengunyah keripik kentang yang masih sempat ia ambil tadi.

“Padahal gue lapernya bukan sekedar simulasi,” ucap Shaka menggunakan nada memelas.

“Tapi gue seneng si, pelajaran matematika kepotong. Gue lagi ga bisa mencerna materi yang berat” lanjut Shaka.

"Lu mah bukan ‘lagi ga bisa’ tapi ‘emang ga bisa’ Ka,” ucap Yuvan.

Posisi mereka sekarang sedang duduk. Ah, mereka seperti sedang dijemur. Jam sudah menunjukan hampir pukul 10 dan cuaca semakin panas, tetapi sosialisasi ini belum selesai juga.

Shaka melihat Najla sedang mengipas-ngipas wajahnya menggunakan kedua tangannya. Shaka langsung mencoba menutupi wajah Eryna dari cahaya matahari, ia juga menggunakan kertas yang ada di sakunya. Entah kertas apa yang ia gunakan.

Najla diam, mencoba mencerna apa yang sedang dilakukan Shaka.

Lihat selengkapnya