Tidak terasa kini mereka telah memasuki semester terakhir. Sebentar lagi mereka akan lulus. Arsen, Eryna, Najla, Shaka, dan Yuvan akhir-akhir ini tidak terlalu sering berkumpul, bahkan sudah jarang. Masing-masing dari mereka sudah mulai mempersiapkan persiapan ke jenjang selanjutnya.
Les yang diikuti Najla semakin bertambah. Semester kemarin ia hanya les tiga hari per minggu, sekarang jadwalnya bertambah menjadi lima kali seminggu.
Najla menyarankan kepada Shaka untuk mulai lebih serius dari semester sebelumnya. Najla hanya bisa memberi saran kepada Shaka. Najla tidak bisa berharap bahwa Shaka akan tiba-tiba berubah karena dirinya.
Najla yang selalu sibuk akhir-akhir ini, entah karena tugas atau pun karena les yang ia ikuti. Lama-kelamaan malah membuat Shaka semakin merindukan Najla. Shaka juga berusaha untuk tidak menemui Najla dan mencari kesibukkan lain. Namun, semenjak ia mengenal Najla seolah perhatian Shaka selalu mengarah kepada Najla.
Tentu saja, Yuvan menjadi tempat curhat Shaka yang paling strategis. Yuvan yang merupakan teman sekelas, teman sebangku, teman sekomplek, dan teman seperjuangan Shaka dalam berbagai momen harus ikut terkena imbasnya. Yuvan yang lama-lama sudah jengah dengan curhatan Shaka. Akhirnya, ia menemani Shaka untuk melihat Najla ke kelasnya. Hanya melihat.
Jam istirahat 5 menit lagi selesai. Ini merupakan waktu yang tepat, pikir Shaka. Karena biasanya di jam-jam ini Najla sedang menyiapkan buku atau sekedar duduk manis di bangkunya.
Ketika Shaka melewati depan kelas Najla, pandangan nya terus menatap ke arah kelas Najla. Ia masih mencari keberadaan Najla, karena Najla tidak ada di tempat duduknya. Cepat sekali ia menghilang, pikirnya.
Tiba-tiba Yuvan menyenggol lengan Shaka, pertanda Shaka harus memperhatikan langkahnya. Ketika pandangan Shaka menuju ke arah depan ia menemukan Najla dan Eryna di hadapannya. Ah, ia seperti habis tertangkap melakukan hal yang tidak baik.
Ketika Najla melewati Shaka, ia tidak melakukan apapun. Shaka juga tidak mengeluarkan sepatah kata pun. Hanya matanya yang bergerak mengikuti kemana ke arah Najla pergi. Sepertinya Najla dan Eryna habis dari kamar mandi, pikir Shaka. Pikiran Shaka sangat berkecamuk saat itu, tapi tubuhnya tidak melakukan gerakan yang berarti.
Yuvan tidak habis pikir dengan Shaka, seharian tadi dia terus mengoceh ingin bertemu Najla. Ketika bertemu dengan Najla, Shaka tidak melakukan apa pun. Setelah bertemu dengan Najla, Shaka lebih berisik lagi dari sebelum ia bertemu dengan Najla.
Keesokan harinya, di pagi hari. Shaka mengunjungi kelas Arsen untuk menyampaikan beberapa hal, Najla juga termasuk maksud lain Shaka ke kelas Arsen. Namun, nampaknya Najla belum datang. Mungkin belum ditakdirkan untuk bertemu, pikir Shaka.
Bel masuk berdering.