Caraval #3 Finale

Noura Publishing
Chapter #1

SEBELUM AWAL

Kamar tidur Scarlett Dragna merupakan istana yang diba­ngun dari rasa takjub dan daya khayal. Namun, di mata orang yang sudah lupa cara berimajinasi, kamar tersebut mung­kin semata-mata tampak berantakan karena pakaian yang ber­se­rakan. Gaun-gaun merah delima terhampar di karpet putih gading, sedangkan rok-rok biru langit digantung di pojok-pojok ranjang besi berkanopi, terayun lembut ditiup angin berbau garam yang me­nyelinap masuk dari jendela terbuka. Kakak beradik yang duduk di kasur sepertinya tidak menyadari embusan angin, atau orang yang masuk besertanya. Sosok baru ini mengendap-endap seperti pencuri, tidak bersuara selagi beringsut mendekati ranjang tempat putri-pu­t­rinya sedang bermain.

Scarlett, si putri sulung, sedang sibuk meluruskan mantel merah muda yang disampirkan ke pundaknya seperti jubah, se­dangkan adik perempuannya, Donatella, membelitkan seuntai renda sehalus krem ke wajah seperti tutup mata.

Suara mereka melengking ringan dan seceria pagi, khas suara anak-anak. Bunyinya saja sudah berdampak magis, melelehkan sinar mentari terik tengah hari menjadi keping-keping karamel ce­mer­lang yang menari-nari di seputar kepala mereka seperti halo dari debu bintang.

Mereka berdua terkesan bak malaikat sampai Tella mengu­mumkan, “Aku perompak, bukan putri.”

Mulut ibu mereka ragu-ragu, antara ingin tersenyum dan cem­berut. Putri bungsunya mirip sekali dengannya. Tella memiliki detak jantung pemberontak dan jiwa petualang seperti dirinya. Anu­gerah ibarat pedang bermata dua ini selalu membangkitkan harap­an da­lam diri sang ibu, sekaligus rasa takut kalau-kalau Tella mem­buat kekeliruan sama seperti dirinya.

“Tidak,” kata Scarlett, lebih keras kepala daripada biasanya. “Kembalikan, itu mahkotaku! Aku tidak bisa menjadi ratu tanpa mah­kota.”

Mimik cemberut sang ibu menang saat dia semakin mendekat ke tempat tidur. Scarlett lazimnya tidak terlalu ngotot seperti Tella, tetapi mulut kedua anak perempuan itu berkerut saat mereka ber­si­kukuh mencengkeram ujung-ujung berlawanan seuntai kalung mu­tiara.

Lihat selengkapnya