Sunyi. Pengap. Aroma alkohol menyerbak diseluruh ruangan begitu pintu kayu itu digeser terbuka. Rumah tradisional Korea atau yang lebih dikenal dengan hanok didominasi oleh interior kayu itu semakin membuat rumah itu terlihat kusam dan kumuh. Kasur besar bergaya barat di dalam ruangan itu satu-satunya yang memberikan kesan berbeda dari rumah itu, tapi sama saja tidak ada tanda-tanda kehidupan dari kasur itu.
Seorang gadis bersimpuh di balik selimut besar di atas kasur itu. Sudah tiga hari gadis itu hanya meringkuk di atas kasur itu, tanpa makan, mandi, ataupun keluar kamar. Alkohol berbagai jenis memenuhi ruangan itu. Jika setiap botol disusun dengan rapi mungkin akan menjadi koleksi yang cantik, tapi sayangnya botol-botol itu hanya bergeletakan tidak beraturan seperti sampah pada umumnya.
“Apa kau masih tidak ingin bangun!” teriak perempuan yang membuka pintu tadi. Ia menarik selimut dan seorang gadis berambut pirang yang ada di balik selimut itu tidak bergeming sama sekali.
Perempuan itu adalah kakak dari gadis berambut pirang, “Carla! Sampai kapan kau mau seperti ini? Apa kau mau menyusul ibu!”
Mata gadis yang bernama Carla itu membuka matanya, “Jika aku menyusul apakah itu akan lebih baik?”
PLAAKK! “Kau sudah gila?” Satu pukulan keras di punggung Carla ternyata langsung bisa membuat gadis itu bangun dan meringis kesakitan.
"Apa kau sudah gila kak Cherry? Mengapa memukulku?”
“Lihat dirimu!” Perempuan yang dipanggilnya Ka Cherry itu menunjukkan cermin kecil di depan wajah Carla.