Cat in The Trap

IyoniAe
Chapter #30

Bab 30

Ya, korban dalam kasus sepuluh tahun yang lalu bukan hanya Pak Dandi, melainkan gadis itu juga. Gadis yang dituduh sebagai pelacur itu. Dialah korban sesungguhnya dalam kasus itu. Aku baru ingat. Dulu, aku tak begitu memperhatikannya. Sebab, dia seolah disingkirkan oleh media. Publik lebih tertarik dengan perang kotor antar para calon pejabat. Dan hal tersebt sepenuhnya adalah hasil otak David yang licik. Saat itu dia begitu ambisius hingga melupakan rasa kemanusiaannya. Dia telah menghancurkan seorang gadis. Dan aku .... Secara tidak langsung, aku telah membantunya.

Semua dimulai ketika David datang ke warungku malam-malam. Ketika aku ingin menutup toko karena sudah mengantuk, David datang. Sejak lulus kuliah, dia tak lagi mengontakku. Jadi, aku terkejut saat dia tiba-tiba datang.

"Rabu malam tiga bulan yang lalu, ada suatu kejadian di jalan depan itu," katanya memulai. "Ada seorang anak calon pejabat yang difitnah. Pelakunya adalah pesaing si bapak."

Aku mengeryit. "Trus, apa hubungannya sama aku?"

"Kan kamu saksinya. Jadi, aku minta kamu bersaksi di ruang pengadilan," pintanya.

"Aku nggak tahu apa-apa," kataku. "Lagian itu kan sudah lama, mana aku ingat?"

"Anggap saja kamu ingat. Kamu lihat gadis itu lewat di depan tokomu. Saat itu kamu sedang menata barang dagang yang baru saja dikirim dari supliyermu. Jadi, kamu belum menutup tokomu sampai pukul 23.30. Pada pukul 23.00, kamu lihat gadis di tepi jalan." Dia mengeluarkan foto seorang gadis yang cantik. Dilihat dari fotonya, kutaksir usianya sekitar 17 tahun.

David melanjutkan, "Nggak lama kemudian, sebuah mobil berhenti di depan gadis itu. Kamu melihat gadis itu sedang melakukan tawar-menawar dengan pengemudinya sebelum masuk ke mobil. Paham?"

Aku mengernyit. "Tapi, aku kan nggak pernah lihat gadis itu."

David mendecakkan lidah. Dia mengeluarkan uang sepuluh juta tunai. "Aku bakal kasih 10 juta lagi kalau kamu mau bersaksi seperti itu di persidangan."

Aku menelan ludah dengan rakus melihat uang itu. Kebetulan saat itu aku sedang butuh biaya pengobatan ibuku. "Tapi, aku nggak pernah ditanyai polisi. Otomatis, kesaksianku nggak ada di BAP sebelumnya, dong."

"Gampang. Aku bisa mengaturnya. Kalau nanti hakim bertanya, bilang aja kalau polisi melewatkan kesaksianmu karena saat mereka kemari, kamu lagi pergi. Carilah tempat sesukamu, asal masuk akal."

Aku menjilat bibir. Mataku masih terpaku pada uang yang disodorkan David. "Aku mau 50 juta," tawarku.

Dia lantas memasukkan kembali uang itu ke saku. "Ya sudah, lebih baik aku minta tolong orang lain aja."

"Tunggu, tunggu!" Aku mencegahnya bangkit. "30 juta."

Dia mendesah.

"Ayolah!" aku memohon. "Aku perlu biaya untuk ibuku."

David mengedikkan bahu. Dia merogoh saku, mengambil uang sepuluh jutanya lagi. "Aku akan memberikan sisanya nanti, setelah sidang usai dan aku menang."

Esoknya, David datang lagi, memberi daftar pertanyaan dan jawaban untuk kuhafal. dia melatihku supaya aku tampak natural.

Aku pikir, gadis itu benar-benar pelacur yang digunakan Pak Dandi untuk melawan ayah Deska. Akan tetapi, setelah beberapa waktu kemudian, David bercerita tentang sulitnya menjadi pengacara keluarga pejabat. Dia harus bermain kotor setiap kali si anak pejabat ini membuat masalah. Walau banyak uang, dia kadang tertekan. Kadang, dia takut lisensinya dicabut kalau atasannya tahu dia menyuruhku menjadi saksi palsu. Dia bahkan menciptakan sebuah kebohongan besar untk melepaskan si anak pejabat tersebut.

Lihat selengkapnya