Kelas 2 SMA ini, memang banyak yang mengubahku. Di saat ini pula aku mulai berjualan makanan ringan di sekolah. Aku sudah mulai tak pernah meminta uang saku pada orang tuaku. Aku belajar mencari uang sendiri.
Saat itu, sudah lama pula aku tak berkunjung ke rumah Mak Idah. Rasanya kangen banget. Akhirnya, sore hari aku ke rumahnya. Aku meminta izin orang tuaku, dan mereka mengiyakan saja.
Sesampainya di sana, aku disambut dengan pelukan hangat dan ciuman penuh kasih sayang. Aku benar-benar merasa pulang ke rumahku sendiri. Aku tak merasakan sedang berada di rumah orang lain.
"Udah lama nggak pernah main kenapa? Udah lupa, ya?"
"Nggak lah, Mak. Biasa, tugas sekolah nggak ada habisnya."
Aku, Puspita, dan Mak Idah, berbagi cerita tentang masa kecil. Mak Idah menceritakan banyak hal. Aku dan Puspita dipenuhi gelak tawa ketika mengingatnya.
"Dulu inget nggak mbak, waktu kita di taman kota. Mau foto sama badut malah pada nangis."
"Hahaha, inget lah. Apalagi si Lia, sampai kencing di celana kan dia."
"Hahaha, iya bener banget."
"Sekarang ke mana tuh anak?"
"Sibuk organisasi sekarang mbak. Jarang banget main."
Tak terasa sudah pukul 18.00 saja. Tapi, aku rasa itu masih sebentar. Baru 2 jam lamanya aku di sana. Ibuku terus saja mengirimkan pesan untukku.