“Sar, besok ajak jalan-jalan dong.”
“Mau ke mana?”
“Ya, nggak tahu. Kan kamu yang orang Jogja.”
“Orang nggak pernah kemana-mana. Lihat besok lah, ya. Besok aku jemput ke kos temanmu kalau jadi.”
“Oke.”
Setelah selesai makan dan berbincang-bincang, aku mengantar Bara ke tempat lain untuk bertemu dengan teman-temannya.
Esok harinya setelah pulang dari kuliah, aku segera mengabari Bara yang katanya ingin jalan-jalan keliling Jogja.
“Bar, habis ini aku jemput.”
“Siap, Bos. Hati-hati.”
Jarak kos teman Bara dan tempatku cukup jauh juga. Hampir 30 menit perjalanan untuk sampai di sana. Sesampainya di sana, gantian Bara yang memboncengku.
“Mau kemana?” tanyaku.
“Ngopi-ngopi dulu lah ya.”
“Apa?”
“Ngopi dulu.”
“Hah?” maklum saja telinga seperti tersumbat batu kalau lagi di atas kendaraan. Apalagi sedang pakai helm.
“Ngopi, Sara...”
“Oh, yayaya. Terserah.”
Setibanya di kedai kopi, kami segera memesan dan berbincang-bincang. Seperti yang pernah aku katakan, bahwa kami tak pernah yang namanya kehabisan topik pembahasan.
***
Hari-hari berlalu begitu cepat. ternyata sudah satu minggu lebih lamanya Bara ada di Jogja. Malam itu kami pergi ke bukit bintang. Di malam hari, memang indah sekali di atas sana. Melihat gemerlap kota Jogja dari kejauhan yang saling menyatu dengan gemerlapnya bintang di langit malam.
“Bara!”
“Iya?”
“Masih berapa lama di sini?”
“Lusa aku akan pulang kok. Kenapa?”
“Nggak apa-apa. Kirain masih lama.”