Minggu, 1 September
Pukul sembilan pagi, Yudha mengeluarkan sepeda motornya dari parkiran kos tempat ia tinggal. Sesampainya di beranda, dia menyalakan sistem kelistrikan. Motor bebek keluaran tahun 2009 itu masih cukup prima dan tidak rewel. Meski awam terhadap mesin, Yudha rajin melakukan servis ke bengkel sesuai jadwal. Jadwal servis selanjutnya selalui ia minta untuk ditempel di balik jok motor. Dengan cara ini Yudha selalu ingat kapan ia harus membawa motor ke bengkel setiap mengisi bahan bakar.
Yudha senang dengan hidupnya yang teratur. Semua yang akan dikerjakan hari ini sudah ia rencanakan sejak bangun tidur di pagi hari, atau kadang juga sudah dia rencanakan sejak hari sebelumnya.
Seperti agenda yang telah disusun untuk Minggu pagi ini. Setelah menyelesaikan lari-lari singkat di sekitaran tempat tinggalnya, Yudha bersiap menuju ke selatan. Ada sesuatu yang ingin dicarinya disuatu tempat.
Sepanjang perjalanan, Yudha banyak bertemu dengan orang yang sedang menyelesaikan aktivitas olahraga pagi. Minggu pagi pada awal bulan yang mencerahkan banyak orang. Tidak mengherankan sepanjang jalan banyak orang bersepeda, berjalan, lari-lari kecil, atau melintas dengan sepeda motor dalam balutan kaos dan celana training.
Bagi Yudha, pergantian bulan adalah saat membuka lembaran baru. Buku catatan untuk Agustus telah ditutup, saatnya menatap bulan September. Konsep ini dia adopsi dari apa yang menjadi rutinitasnya dalam bekerja. Akhir bulan adalah waktu untuk tutup buku bulanan perusahaan. Performa kerjanya dinilai saat penghujung bulan. Tidak masalah jika performanya buruk diawal bulan asalkan pada saat penghujung bulan targetnya bisa terpenuhi.
Bulan Agustus kemarin Yudha menutup catatan kinerjanya dengan baik. Semua tanggung jawab yang tertuang pada Key Porformance Indicator (KPI) berhasil ia penuhi. Beberapa indikator bahkan melebihi target, seperti rasio debitur menunggak pembayaran angsuran pada satu tahun awal pembiayaan dan juga rata-rata jangka waktu terbitnya keputusan kredit.
Dalam semilirnya angin pagi yang menerpa wajah selama perjalanan, raut muka Yudha terlihat semakin sumringah. Dia sudah membayangkan berapa kira-kira nominal insentif yang akan diterimanya pada pertengahan bulan nanti. Insentif hasil kinerja baik bulan sebelumnya. Jumlah yang lebih dari cukup untuk memuaskan hasratnya pagi ini berburu buku bekas.
Yudha memarkirkan sepeda motor di dekat gerbang masuk. Ia lantas berjalan menuju salah satu kios buku langganannya. Saat itu situasi sekitar masih sepi. Beberapa lapak baru saja buka, suara rolling door terkerek ke atas saling bersahut-sahutan. Beberapa yang lain masih tutup, dan sebagian lainnya sedang dibersihkan oleh pemilik kios.
“Selamat pagi Pak,” sapa Yudha.
Orang yang disapanya menghentikan aktivitas membersihkan debu di kiosnya menggunakan kemonceng. Menoleh kepada sumber suara. “Oalah Mas Yudha, tumben pagi-pagi sudah kesini.”
“Iya Pak mumpung hari Minggu.”
“Bagaimana kerjaannya Mas Yudha, lancar?” tanya Sumarto, pemilik kios. Dia cukup akrab dengan Yudha. Selain karena sudah sering berkunjung, Yudha juga punya permintaan khusus dalam setiap kunjungannya.
“Lancar Pak, lumayan. Makanya saya bisa belanja kesini.”