Catatan Harian Sampah Keluarga

E.K. Fitriyanto
Chapter #2

Keputusan, Jalan, Tekad

π™†π™šπ™₯π™ͺ𝙩π™ͺ𝙨𝙖𝙣 π™©π™šπ™§π™©π™€π™‘π™€π™‘

"Selain lahir dan mati kita selalu diberi pilihan dalam hidup"

Kita memang tak pernah tahu bagaimana takdir membawa kita menjalani kehidupan. Hingga pada saat tertentu kita memikirkan kilas balik yang terjadi dimasa lalu kita akan sadar bahwa apa yang terjadi pada kita hari ini bisa berawal dari keputusan kita memilih jalan tak peduli sebagaimana bodoh, lucu hingga tolol alasan kita dulu memilih jalan tersebut.Β 

Masa-masa terakhirku disekolah dasar sangat dipenuhi kebimbangan mengenai kemana tujuan selanjutnya bagiku melanjutkan pendidikan.Β 

Sebagai salah satu murid paling pintar disekolah tentunya pihak sekolah mendorongku untuk masuk SMP negeri terfavorit di daerahku demi meningkatkan derajat sekolah dengan cara banyak muridnya yang bisa lolos masuk sekolah favoritΒ 

Dari pihak keluarga pun semuanya menekan untuk memilih SMP favorit itu karena selain rasa bangga masuk SMP negeri ituΒ juga sekaligus meringankan biaya pendidikan.Β 

Secara bekal akademik sebagai murid yang tak pernah keluar dari 4 besar ranking ditambah nilai ujian nasional yang lumayan tinggi sepertinya tak sulit bagiku untuk diterima di SMP favorit itu.Β 

Tetapi ada satu hal yang sangat mengganjal bagiku untuk memilih sekolah itu sebagai tujuanku. Hal itu ialah salah satu syarat atau tes untuk masuk kesana. Syarat yang sangat membuatku takut hingga menggigil bahkan mules jika mendengar tes tersebut.Β 

Ya tes itu tak lain dan tak bukan ialah tes membaca Al-Quran. Sebagai anak beragama Islam harus kuakui saat itu aku sangat jauh dari kata anak alim yang taat bahkan bisa dibilang islam hanya status agama yang tercantum di kartu keluarga.Β 

Tak pernah sholat dan selalu mencari alasan ketika disuruh belajar mengaji tentunya membuat diriku tak punya modal apa-apa untuk menghadapi tes tersebut.Β 

Karena ketakutanku akan tes tersebut, pada akhirnya aku membuat keputusan untuk memilih sekolah lain sebagai tujuanku melanjutkan sekolah.Β 

Keputusan yang jika dipikirkan lagi saat ini merupakan keputusan tertolol juga lucu tapi merupakan sebuah berkah yang patut disyukuri karena pilihanku untuk menghindari tes baca al-quran itu adalah semuah madrasah tsanawiyah. Bukan hanya MTS biasa melainkan MTS swasta terfavorit di daerahku.Β 

Keputusan yang tak pernah kusesali justru sangat kusyukuri meski jika diingat dan dipikirkan lagi itu merupakan cara berpikir yang aneh, bodoh dan lucu karena demi menghindari sekolah yang mengharuskan tes baca quran sekali aku malah memilih sekolah jangan mengharuskan ku bertemu al-quran setiap harinya.Β 

π™ƒπ™žπ™£π™–π™–π™£ π™¬π™–π™£π™žπ™©π™– π™₯π™šπ™’π™ͺ𝙖𝙨 𝙝𝙖𝙨𝙧𝙖𝙩

"Pujian bisa membuatmu terbang ke langit tapi cacian juga bisa dijadikan pondasi kuat untuk jalan menggapai langit"

Motivasi untuk belajar bisa datang darimana saja. Keinginan kuat dalam hati, support orang tua atau orang terdekat bahkan cacian dari orang yang tak kita kenal juga bisa jadi rangsangan untuk belajar lebih giat.Β 

Lihat selengkapnya