Catatan Langit; Bumi, muda, sedia.

Oleh: Auraocta

Blurb

"Kaum intelektual sedang mengejar gelar sarjana. Aku sebut pecundang wilayah barat, jika tak pernah kau pijakan kaki di langit timur."

***
"Hal yang sangat lucu ketika negara memberikan kebebasan bagi siapapun untuk beragama. Lalu munculah fakta bahwa bagian tersuci dari toleransi adalah menghargai dari perbedaan. Namun, nyatanya mayoritas di setiap negara selalu menang dan minoritas selalu mengalah."

***
"Pernah kah anda semua berfikir realita di dalam mencintai mahluk tuhan?
Bukankah banyak nya remaja yang mengakhiri hidup, karena kalimat sayang kepada seseorang?
Sangat menyedihkan dan konyol. Padahal mereka sendiri milik Tuhan, aku juga sempat berfikir apa puncak tertinggi dari kalimat sayang atau pun cinta?
Orang tua?
Saudara?
Pacar?
atau tuhan?"

Maka, kutuliskan cerita ini pada malam yang sepi, karena gelap adalah teman yang akan slalu kunanti. Dimana semboyan itu terdengar seperti; Bertukar sementara, bermakna selamannya.
Tentang cinta dan ciptaanya,
tentang cinta dan ragam tuhanya,
tentang cinta dan nyonya sang penakluk, dari langit, bumi, muda, sedia.

Lihat selengkapnya