Catatan Satya Manggala
14 Februari 1998
Hai Satya
Kau pernah mendengar hari kasih sayang? Begitulah hari ini orang-orang menyebutnya
Hari ini memang cukup melelahkan untukmu yang sedang belajar setiap hari
Tak ada yang terlintas untuk hal lain
Kau tau Aulia Nisa kekasihmu memberikan hadiah untukmu. Katanya ini hari kasih sayang
Tentu kau tak pernah tahu, karena sejatinya setiap hari adalah hari kasih sayang
Kau hanya bisa mengucap terima kasih tanda bahwa kau menyukainya
Bagimu Aulia Nisa memang perempuan pengertian, tak ada satupun perasaan kecewa dari dirinya untukmu
Dia tahu kau tidak akan memberikan hadiah balasan
Aulia Nisa tahu kalau kau pasti memberikan hadiah untuk ibumu, perempuan yang akan kau jaga hingga akhir hidupmu
***
Perempuan paruh baya baru saja selesai berbelanja, setelah merapikan tas belanjaannya dia segera pulang ke rumah. Hari ini cuaca cukup berangin, dengan sinar matahari mulai meredup sepertinya akan turun hujan. Bergegas dia menuju rumah yang cukup jauh dari warung tempat berbelanja. Hari ini menu kesukaan anak bungsunya, yaitu soto ayam dengan sambal khas ibunya. Pagi tadi anak bungsunya sudah berpesan kalau dia ingin makan soto ayam buatan ibu, tentu sang ibu senang dan menyanggupinya.
Hari mulai siang tapi awan mendung mulai berkumpul berkerumun membentuk satuan. Ini akan menjadi hujan lebat, setelah berhari-hari hanya hujan ringan. Sang Ibu yang sudah sampai rumah segera berlari ke belakang untuk mengambil pakaian yang di jemurnya. Rasa lega karena semua pakaian sudah kering, kemarin hujan rintik-rintik dari pagi membuat pakaian tidak terjemur dengan baik.
Tidak berselang lama adzan dhuhur berkumandang dari masjid. Dia duduk sebentar, beristirahat dan meminum segelas air di meja makan. Mendengarkan dengan seksama suara adzan yang dia dengar, berlahan senyum di bibirnya mulai terbit, kenangan dulu terlintas secara sendirinya seperti menyiratkan sesuatu.
Sang ibu kemudian melihat ke arah bingkai foto besar yang terletak di tengah ruang makan, kemudian menghela napas.