Catatan Satya Manggala
10 April 1998
Hai Satya
Bagaimana kabarmu hari ini? Semoga baik-baik saja
Semoga kau sehat selalu
Tapi Satya ada yang tidak baik-baik saja
Ibumu mengeluhkan tentang harga pangan yang naik
Sedangkan, gaji bapakmu tidak bisa mencungkupi hidup
Nabila Indah adikmu juga mengeluh karena tidak bisa keluar dengan bebas
Tentu saja itu karena anjuran ibumu dan kamu
Hai Satya, negeri ini masih sakit
Tak ada yang mau mengalah
Hanya ada kata 'Turunkan', 'Bebaskan' dan ‘Adili’ dari sorakan – sorakan yang menyayat
Berita televisi, radio, maupun koran tak henti berseru
Setiap hari tak pernah berhenti
Hai Satya
Jika Bapakmu masih ada mungkin beliau sudah berada di barisan ini
Tapi kau merasa lega, karena dia tidak melihatnya
Oh iya, kau masih ingat impianmu?
Aku harap kau mempertimbangkan kembali
Satu lagi Satya, ada Aulia Nisa yang menunggumu
***
Tak ada yang bisa mengalahkan kegalauan yang dirasakan Satya pada hari ini. Hal yang tidak pernah terfikirkan olehnya membuatnya tersadar bahwa hidup tidak bisa berjalan sesuai keinginannya. Sejak pulang sekolah dia hanya menggenggam buku catatan hariannya untuk mengungkapkan segala isi hati dan kegundahannya, tapi dia tidak bisa menuliskannya. Matanya yang memandang ke dinding kamarnya yang berwarna putih itu, terlihat kosong tidak fokus terlihat beban sedang menghampirinya.