Catatan Satya Manggala

Halimah RU
Chapter #13

Epilog 2: Kenangan

Juni 2023

Hari ini adalah hari ulang tahun Aulia, dirinya akan bertambah usia lebih setahun. Tidak ada yang istimewa sebenarnya untuk hari ini.

Setelah menghabiskan waktu sebentar dengan Nabila Indah dia pergi ke tempat yang dia inginkan. Dia sudah berjanji untuk datang langsung ke sana karena tidak sempat kalau harus pulang dahulu.

Terlihat sosok laki-laki tinggi dengan perawakan yang tegap itu terlihat menanti seseorang. Laki-laki itu terlihat asik dengan telepon genggam di tangannya.

"Kenapa menunggu disini?" Tanya Aulia kepada lelaki itu. Dia melangkah ke samping lelaki itu dengan cepat dan meminta untuk segera mengikutinya.

Lima menit kemudian, Aulia dan lelaki itu sampai di tempat favoritnya, tempat yang paling dia rindukan. Dia berjongkok di samping tempat itu di ikuti oleh lelaki di depannya. Tertulis sebuah papan nama seseorang yang di rindukan 'Satya Manggala' seseorang yang merupakan separuh hidupnya telah diambil oleh Yang Maha Kuasa.

"Berdoa Halim untuk Papamu," pinta Aulia kepada lelaki bernama Halim.

Halim Putra Manggala adalah nama pemberian Satya untuk putra masa depannya. Dia selalu bilang ke Aulia untuk memberikan nama itu, arti kata Halim berarti lembut, seorang lelaki yang memiliki hati yang lembut. Jika besar nanti dia dapat memuliakan manusia dengan sebenarnya.

Halim adalah putra Aulia dan Satya setelah menikah. Tahun ini dia berumur 18 tahun dan telah lulus SMA.

Kurang lebih tiga puluh menit mereka berada di makam Satya. Keduanya keluar area pekuburan.

"Ma, kenapa kita selalu ke sini? Ini ulang tahun Mama, harusnya kita ke suatu tempat yang ramai," tanya Halim penasaran, memang sejak Satya pergi Aulia lebih suka merayakan ulang tahun di sini, sehingga menjadi kebiasaan hingga sekarang.

"Tidak ada alasan khusus. Mama hanya ingin bersama Papamu saja," jawab Aulia.

"Tapi Ma, Papa tidak ada disini," jelas Halim lagi, Aulia yang mendengar hal tersebut berhenti berjalan. Putranya dengan lantang mengatakan sesuatu yang ingin dia sembunyikan.

"Bagaimana kamu tahu?" Aulia menoleh dengan raut muka yang tidak bisa dijelaskan.

"Ehh... Itu Ma, Om Darren yang bilang," ragu-ragu Halim menjawab pertanyaan Mamanya.

Aulia tersentak dengan perkataan Halim, tentu siapa lagi yang akan mengatakan hal itu kepada putranya. Kenangan pahit menghantuinya karena di tinggal oleh suami dan kekasih pujaan seumur hidup. Dia ingin mengatakan hal ini di waktu yang tepat, tapi semua sudah terlambat, putranya telah mengetahui.

"Om Darren memberi tahu kamu semuanya?"

"Om Darren hanya bilang Papa meninggal ketika bertugas dan jenazahnya tidak di ketahui dimana keberadaannya," Halim menjelaskan dengan lirih takut mama marah kepadanya. Aulia memeluk sang putra dan meminta maaf tidak memberi tahu sejak dulu. Dia berjanji akan menceritakan secara detail nanti.

"Yuk kita jalan, Mama akan belikan makanan enak. Kamu mau makan apa?" Aulia memecah suasana sedih dan tegang dengan mengajak putranya makan, apalagi ini masih hari ulang tahunnya. Halim tersenyum segera berjalan, segera berceloteh untuk memilih makan yang akan dia makan.

'Satya, lihat itu putra kita. Dia bertumbuh seperti dirimu. Aku akan jaga dia hingga tutup usia.' ungkapnya di dalam hati.

***

Lihat selengkapnya