Dalam rangka memperingati Hari Ulang Tahun Persatuan Guru Republik Indonesia dan Hari Guru Nasional, Dinas Pendidikan Kota Batam menggelar Lomba Cerdas Cermat Matematika yang akan diikuti oleh seluruh sekolah se-Kota Batam yang terdiri dari tingkat SD, SMP, dan SMA.
Untuk kedua kalinya Senja mendapat panggilan untuk menjadi utusan mewakili sekolah mengikuti lomba setelah ia diutus untuk mengikuti Lomba Cipta Puisi Tingkat Nasional di Jakarta kemarin. Pengalaman pertama yang akan membawanya melangkah lebih jauh dan dari sana ia belajar banyak termasuk maksud dari kutipan "Selalu ada cahaya di balik kegelapan".
Awalnya Senja merasa sangat bahagia bisa ikut berpartisipasi dalam perlombaan ini. Namun, ketika ia mengetahui bahwa ia akan satu tim dengan Fajar dan Bryan, seketika wajahnya menjadi cemberut.
"Gimana, Senja? Kamu bersedia, kan?" tanya Vita yang merupakan guru matematikanya.
"Oh, siap, Bu. Dengan senang hati."
"Nanti jam istirahat kumpul di laboratorium bahasa ya. Tolong kasih tau sama Fajar dan Bryan."
"Siap, Bu."
"Makasih, Nak."
"Sama-sama, Bu," jawab Senja sambil menyalami bu Vita.
Senja segera kembali ke kelas dan segera memberi tahu ke Fajar.
Senja menepuk pundaknya Fajar. "Nanti jam istirahat bu Vita suruh kumpul di laboratorium bahasa. Lo disuruh ikut lomba cerdas cermat matematika."
"Yes! Kapan lombanya?"
"Gua gak tahu. Datang aja nanti," ujar Senja sembari mengambil posisi duduk.
"Pasti sama lo kan? Si genius matematika, si kalkulator berjalan," ujar Fajar. Senja memang sering dijuluki sebagai kalkulator karena memiliki kemampuan berhitung cepat tanpa menggunakan kalkulator maupun kertas coret. Mungkin seharusnya Senja ditakdirkan menjadi adiknya Jerome Polin Sijabat, si genius matematika penerima beasiswa full di Waseda University jurusan Matematika.
"Gua setuju sama lo!" sambung Jingga secara tiba-tiba.
"Apaan sih!" seru Senja yang heran mendengar pernyataan dari teman-temannya yang memanggilnya si kalkulator berjalan.
"Oh ya, tolong bilangin sama kak Bryan juga. Gua malas mau ke kelas XII," sahut Senja mengarahkan badannya ke belakang, tepatnya ke arah posisi tempat duduk Fajar.
"Sekarang?"
"Seabad kemudian," jawab Senja sembari melirik tajam Fajar.
"Siap laksanakan, Ratu Senja."
Fajar segera berjalan keluar kelas menuju ke kelas XII.
***
Jam istirahat telah tiba, Senja dan Fajar telah tiba di laboratorium bahasa terlebih dahulu. Tak lama setelah itu disusul oleh Bryan.
"Hallo, Senja. Ada kamu juga ternyata," sapa Bryan dari pintu berjalan memasuki laboratorium.
"Hai, Kak Bryan. Hehe. Iya, Kak."
"Andai aja Senja bisa nyapa gua kayak dia nyapa kak Bryan," gumam Fajar seraya melirik ke arah Senja dan Bryan.
"Oke, Anak-anak. Jadi, kita akan ada perlombaan cerdas cermat matematika. Ibu mau kalian bertiga bekerja sama saling membantu satu sama lain. Materi yang akan dilombakan itu dari kelas X-XII. Untuk materi kelas XII, kita serahkan ke Bryan aja ya. Soalnya baru dia yang udah jejak kelas XII."
"Siap, Bu," jawab mereka serentak.
"Nanti kalau ada materi yang gak paham dan belum dipelajari, kamu boleh cari ibu. Kalau mau ke rumah jangan lupa contact dulu," sahut Vita sambil memegang secarik kertas di tangannya.
"Oke, Bu," jawab Bryan singkat.