Jika kita tidak pernah membuka hati, maka kita tak akan pernah tahu apa yang akan terjadi. Terima kasih telah membuat diriku yakin dan percaya untuk membuka hati dan memiliki.
Metamorfosis Rasa
Teruntuk semesta yang menjadi induk dari rasa di antara dua raga
Semua berawal dari embrio yang tumbuh sekecil sel udara
Hingga berkembang besar entah menjadi apa
Yang jelas,
Kita adalah pemeran utamanya
Melangkah tanpa berharap apa-apa
Berjalan dengan rasa biasa saja
Hingga pada akhirnya semesta membuatku mengembara untuk
mencari pertanyaan yang ada
Siapa sangka rasa ini beralih secara tiba-tiba
Memeluk diri tanpa adanya aba-aba
Tapi sebagai pemeran utama,
Rasa tak pernah berdusta
Ingin disembunyikan sedalam apa pun
Ia akan terbongkar pada suatu masa
Rasa ini memang ada
Sedang menyapa
Sedang bercengkerama
Bertumbuh setiap harinya
Berkembang setiap detiknya
Mungkin ini yang dinamakan metamorfosis rasa
Layaknya makhluk hidup,
Mereka akan bermetafosis hingga tumbuh menjadi dewasa
Sama halnya dengan rasa,
Dari biasa saja menjelma cinta
Yang rupanya adalah muara
Yang rupanya adalah jawaban atas semua pertanyaan yang ada
Kini,
Kamu dan aku
telah menjelma kita
Segala rasa telah menjadi milik kita berdua
Segala kisah akan kita lalui bersama
Karena kita adalah dua raga pemilik satu cinta
-Senja Augrey Leora
Senja sedang berbaring kamarnya, melihat satu per satu potretnya bersama Fajar. Ia memandang foto pertamanya bersama Fajar yang diambil ketika malam puncak pemilihan duta genre. Gadis itu mengingat jantungnya yang berdetak kencang ketika berada di dekat Fajar saat itu.
Fajar merupakan cinta pertamanya. Tidak salah jika Senja masih sangat awam perihal cinta mencinta, yang ia tahu, dunia percintaan sungguhlah kejam. Ia bisa mengetahui hal tersebut dari banyaknya orang yang curhat dengannya. Maka dari itu, Senja selalu takut untuk membuka hati, tetapi tidak lagi sejak ia mengenal sosok seorang Fajar. Lelaki yang berhasil membuat Senja membuka hatinya, lelaki yang selalu memberi kejutan tak terduga, dan lelaki yang membuat Senja beruntung bisa dicintai olehnya.
Senja menghela napasnya. Ternyata begini rasanya mencintai.
Senja meraih ponselnyaa. Ia membuka Whatsapp melihat status Fajar yang sedang online. Baru saja ia ingin mengetikkan sesuatu, sebuah notifikasi pesan masuk berbunyi.
Senja, lo lagi ngapain?
Menurut lo?
Mikirin gua, hahaha.
Gak usah kepedean lo.
Gua lagi baring, suntuk banget.
Tumben gak baca buku?
Maunya dibacain, wkwk.
Jangan manja lo.
Wait, ya. Be right back.
Beberapa menit setelah itu, Senja seperti mendengar suara seorang lelaki di lantai satu. Suara itu tidak asing baginya, tetapi tidak mungkin Fajar, lelaki itu tidak mengatakan ingin datang ke rumah, pikirnya.
“Senja,” teriak Dewi dari lantai satu.
Senja beranjak dari tempat tidurnya, “Iya, Ma. Kenapa?” pekiknya dari dalam kamar.