Catatan Suami Gebleg

Firmansyah Slamet
Chapter #3

Pertama





Saya terima nikah dan kawinnya Renatta Syarief Putri binti Bapak Syarief dengan mas kawin tersebut dibayar tunai.




Kini ditahun baru ini, seorang wanita bernama Rena telah resmi menyandang gelar sebagai seorang istri. Aku? Tentu saja sebagai seorang suami dan sudah memantapkan hati menerima seluruh tanggung jawab. Kini Rena bisa menggantungkan seluruh hidupnya padaku seorang.



" Kau undang siapa aja??" tanyaku.


" banyak"


" buset... yakin mau nanggung resikonya??"


" emang kenapa?" Tanya Rena memperhatikan segala penjuru pesta pernikahan ini.


" kita bakal disini seharian" kataku.


" heleh... Aneh-aneh aja kau" balas Rena


Ya... Matahari sudah diatas kepala alias siang, untungnya gedung ini memiliki AC. Dan tamu makin membludak, beberapa guru dan kawan sekolah kami juga di undang Rena tanpa kuketahui. Aku tak akan mempermasalahkan perihal undangan karena teman kami sama.

Tahu yang kurasakan saat ini? Aku digoda habis-habisan oleh para guru yang ingin langsung menulis surat pensiun melihat kami berdua menikah!. Yang ditakutkan para guru ialah jika kelak anak kami akan bersekolah di tempat yang sama dan diajar guru yang sama pula... 😀 😀 😀

Guru Kami langsung tak ingin membayangkan hal itu terjadi, sebelum itu terjadi merea berharap dipindah tugaskan ke sekolah lain.


" pak... Saya maunya punya anak kembar 3, nah nanti kalo sekolah bapak aja yang ngajar" kataku menggoda.


" Gak Sudi!!"


" tapi kita berdua dulu kan pintar pak, sering juara lomba lho" kata Rena menambahi.


" pintar?? Mana akhlak Budi pekerti kalian??"


Pak guru dan Bu guru sedang melompat menuju kilas balik masa lalu, ingatan beliau masih tajam. Tak lupa kami juga diberi wejangan agar selalu hidup dengan penuh cinta kasih tak berkesudahan

Tak terasa waktu menunjukkan sore hari, tapi tamu tetap banyak.


....



" gas??" tanya Rena.


" gas!" Ucap kami bersamaan mengambil makanan untuk rakus bersama.


Dan hari berganti malam, Rena malah mengeluh karena lelah menyapa para tamu. Kini giliran para orang tua menjadi tamu alias kawan dan kerabat dari orang tua Rena. Dan sebenarnya aku sudah terlalu lelah. Tapi tamu masih ingin bertemu apalagi aku yang memiliki embel-embel anak dari keluarga yang dikenal banyak orang. Banyak yang ngenal almarhum emak dan bapak yang sekarang telah hilang di negara orang.


" duh kah jancok! malas banget ketemu itu orang" kata Rena pergi menyibukkan diri dengan mengobrol bersama tamu lainnya


Lama kelamaan aku juga risih lalu ikut Rena ngobrol dengan kawan lama. Lalu seorang wanita paruh baya gendut disertai oleh perhiasan layaknya toko berjalan ditambah polesan make up tebal nan menakutkan menghampiri.


Lihat selengkapnya