Catatan Suami Gebleg

Firmansyah Slamet
Chapter #5

Keempat

“Enak??” tanyaku.

“Sakit, tapi enak."

Dan saat itulah kami hilang ditelan mimpi.

Bangun tidur langsung mandi, sore hari ini aku cukup bingung ingin kemana. Dan aku tidak bisa kemana-mana karena memang tak boleh keluar rumah mengingat kondisi yang harus benar-benar fit.

Maka Malam hari hanya kuhabiskan dengan main game, tetapi dilema ingin sekali keluar.

“Nyari makan diluar yuk,” kataku.

“Yaudah, pake jaket, celana panjang, jangan kena angin,” kata Rena mengingatkan.

Kami keluar, Rena memainkan gas santai. Aku dibelakang memilih diam. Kami sampai di tempat makan dan langsung pesan makanan! Memang mau apa lagi?

Flashback!

Back to '007

Tahun terakhir di SMP negeri 1! Aku baru saja naik kelas 3, kasta tertinggi dari seorang siswa SMP.

“Ayo masuk kelas!” ajak Rena.

“Enak aja, aku belum lihat pembagian kelas,” ucapku tengah bersantai di parkiran sepeda.

“Kita sekelas,” jawab Rena

“Aku gak percaya,” balasku.

“Gak percaya? Lihat aja sediri, ada Bagus dan Angga juga lho,” kata Rena bersemangat karena bisa makin melancarkan aksinya, yaitu tabiat yang sangat buruk.

“Beneran nih Ren??” tanya Bagus.

“Kapan sih aku bohong??” tanya Rena

“Tiap hari,” kata Angga.

Maka kami segera menuju tempat pembagian kelas, Benar sekali! Di tengah terdapat nama Rena dan dibagian akhir ada namaku sesuai abjad. Pas sekali siswa siswi yang ganjil, sudah pasti aku akan berakhir menjadi tumbal untuk duduk dengan Rena! Cukup menyebalkan.

Rena cuma nyengir duduk di sebelahku. Karena tak mendapatkan hoki, kali ini aku mencoba peruntungan untuk tukar tempat dengan Bagus ataupun Angga tapi mereka enggan. Terpaksa aku langsung nyeret anak culun yang menyebalkan untuk pindah tempat. Aku mengancamnya dengan kepalan tangan.

Tapi disisi lain Rena juga mengusir anak itu agar tak duduk dengannya!. Seorang guru baru datang mengenalkan diri sebagai wali kelas bersama guru senior.

“Ngapain kamu berdiri?? Duduk,” ucap Pak Guru pada anak itu.

Anak itu tampak bingung, mau ambil tempat dudukku sungkan kena bogem mentah, mau duduk bareng Rena takut dapat hadiah gaplok.

“Met met! Duduk aja ke tempatmu,” kata guru.

“Lho kan saya sudah duduk pak,” jawabku.

“Duduk aja sama Rena"

Aku segera balik ke samping Rena, mengancam anak culun itu dengan kepalan tangan.

“Met ...!! Duduk aja,” kata Pak Guru.

Setelah basa-basi busuk, Guru kembali keluar. Dan aku sebagai OSIS gadungan ingin mengerjai anak MOS.

“Ngerjain anak MOS??” tanya Rena sebagai pelindung karena dia adalah ketua OSIS saat ini.

“Gas!!” kataku penuh semangat.

“Lho ... Mamed!” seorang wanita menyapa.

“Eh Suci ...,” kata Rena

“Selamat ya, aku dengar kalian baru aja nikah lho ..."

Lihat selengkapnya