"Males, ah!" ngambek pula si Rena.
"Makanya, kalau manggil itu yang lemah lembut, udah berapa kali aku dengar kata kasar ... Gimana gak marah mama?"
"Hobimu dari dulu emang pencitraan, Males banget!" kata Rena menarik selimut.
Aku memeluknya tapi Rena malah melepasnya, "Sayang ... Dengar, ya."
Rena menarik selimut agar bisa dinikmati sendirian.
"Gini lho ...," kataku.
Dan Rena menutupi telinga dengan kedua telinganya.
"HEH, DENGERIN YA ANAK BABI!" kataku menarik tangannya.
Rena langsung berbalik untuk nampol wajahku.
"Dah lah, aku mau kencing," ucapku langsung beranjak.
"Aku mau boker lah ..." Rena menahanku agar tak mendahuluinya menguasai kamar mandi.
"Aku mau kencing!" kataku bergegas membuka pintu kamar.
Rena menahanku! tak ingin kalah, aku berusaha melepasnya karena sudah kebelet banget! Lalu Rena melompat untuk menaiki punggungku.
"Sudah malam, Gak usah pecicilan!" Mama papa masih nonton TV di ruang tengah sekaligus menyaksikan kami yang masih ribut.
Aku segera masuk kamar mandi dan mengeluarkan isi Bobby, Rena mendobrak serta mengusirku keluar untuk mengeluarkan isi perutnya. Tapi tak lama kemudian ia keluar menyusulku yang berdiri penuh ketenangan di depan kulkas.
"Tumben, cepet kalau boker ... Biasanya sambil main game," kataku cukup heran.
"Gak jadi keluar, kentut doang!"
Rena membuka kulkas, ambil camilan dan memakannya dengan cukup rakus.
"Eh ... Mau tidur jangan makan, gak baik," ucapku mengingatkan.
"Siapa? peduli amat ...."
"Sayang ... Aku suami mu yang tercinta," balasku.
"Terus??" ucap Rena dengan bombastic side eyes.
"Aku itu sayang sama kamu, aku juga peduli dong sama kesehatanmu ...."
"Hilih Gombal!! Ganggu aku makan," kata Rena.
Aku segera beranjak ke kamar, sesampainya di pintu tak lupa memberi info unik untuk mengganggunya.
"Rena ... Aku nemu video lucu," ucapku selalu ingin menggodanya.
"Dimana?"
"Di tripel dabelyu dot sukatoro dot kom!!" kataku.
Rena langsung berhenti mengunyah dan menatapku tajam, aku hanya bisa nyengir kuda.
"Dasar bocah! Mampus kau kali ini!"
"Mulutnya, Rena!!" kata mama.
"Bodo amat," ucap Rena tak menghiraukan Mama.
Rena bergegas ke kamar dan mendorongku, mencoba menyerang tetapi bisa kutahan. Kini aku sudah di atas kasur dan Rena menaiki badanku.
"Eh bentar!!" ucapku.
"Hah, Mau ngibul aja jadi orang!"
"Eh, pintu nya belum ditutup."
Rena menoleh lalu turun untuk menutup pintu dan menguncinya. Kemudian kembali melompat ke kasur, aku menahan serangan dan menggelitik badannya. Suara erangan dan tawa memenuhi ruangan.
"BRISIIK!! SUDAH MALAM JANGAN PECICILAN!!" Papa makin ngamuk karena acara menonton TV terganggu kami berdua. Kami berdua langsung berhenti.