Cawan Kosong

Celica Yuzi
Chapter #24

16 | PUTUS ASA [2]

Dua tungkai panjangnya berjalan cepat menuju motor bebeknya yang terparkir di bawah pohon rindang, bersisian dengan motor matik merah mengkilat. Mengenakan helm lalu membuka jok motor untuk menaruh benda terpenting dalam genggamannya.  

Om Bayu memandang sejenak amplop miliknya. Benarkah langkah ini benar? Atau hanya membawa petaka? Jika berujung menjadi kesalahan besar, apakah marabahaya akan terus menggentayangi sisa hidupnya? 

Pikiran yang tak perlu itu dienyahkan jauh-jauh. Om Bayu langsung menaruh amplop di jok, lalu menyalakan motor bebek tuanya. Meninggalkan pekarangan rumah luas Bu Nia. Namun sayangnya, rencana tidak semulus yang dibayangkan olehnya. 

Mesin motornya mendadak mogok ketika kecepatannya mencapai 50 km. Ia menepi di bawah tiang lampu dengan pencahayaan redup. 

Om Bayu tidak akan heran motornya yang berumur tua akan bengek di tengah jalan. Tentu selain berumur tua, dia lalai mengisi bensin yang telah menyentuh E. Bagaimana bisa dirinya teledor seperti ini? 

Jalan raya terlalu sepi untuk meminta pertolongan pada orang lewat. Om Bayu menggebrak berkali-kali speedometer kesal, bangkit dari motor, membanting helmnya kesal ke tanah berpasir dan berkerikil. 

Guntur telah memperingati sekian kali. Rintik akhirnya turun membasahi aspal melawan sekon yang berlalu cepat. 

Mengapa hal ini selalu terjadi lagi padanya? Apakah Tuhan sungguh ingin menghukum dirinya yang telah lalai menjaga sosok anak yang dulunya dianggap tewas?

Sungguh dirinya tak bermaksud demikian.  Om Bayu sadar jika hidup adalah fana. Dia sudah cukup lelah mengingat masa lalu yang menjadi penyesalan terbesarnya. 

Tangannya merogoh saku celana. Sebuah liontin kalung berbentuk oval perak berada di genggaman. Ornamen daun dan bunga dengan permata kusam sebulat mutiara menjadi pusatnya ikut bermandikan rintik. 

“Sayang …. Bisakah kamu beritahu aku apa yang harus aku lakukan sekarang?”

Om Bayu menatap langit kelam tak berujung. Wajahnya yang tak lagi muda disapu rintik yang mengasihani dirinya. 

Lihat selengkapnya