Malam tahun baru Imlek termasuk perayaan yang dihormati. Kembang api dan genderang perayaan di mana-mana. Pasar malam akan ramai sampai beberapa hari kedepan. Mereka dari kalangan pribumi maupun non-pribumi memakai baju terbaik sepanjang hari. Berbagai tempat di sisi jalan tertempel papan dan spanduk bertuliskan 'SELAMAT TAHUN BARU IMLEK' bergambar ayam jago.
Tak jauh dari pasar malam, sepanjang jalan kota menjadi terang benderang oleh serantai lampion yang menghias langit malam. Lepas dari keindahan itu semua, para saudagar dan pejabat ikut bersenang-senang sampai dini hari. Peluang kupu-kupu malam merayu setengah dompet si korban.
Kesenangan yang luar biasa bagi para pedagang kaki lima atau pemilik kedai. Salah satu yang terisi banyak pelanggan ialah kedai Seribu Teratai dengan huruf mandarin-nya bewarna merah. Asap olahan makanan menyebar ke seluruh ruang.
Salah satu perayu andal bersemayam di kedai itu. Wanita elok pribumi yang mengenakan potongan Cheong Sam1 merah darah sengaja menampilkan lekukan tubuh. Pekerjaannya sekarang menemani seorang saudagar berpakaian mewah khas tionghoa, rupanya menawan dan tata cara makannya terhormat.
Semangkuk misoa kaldu ayam masih dinikmati. Tanpa melihat sang gadis yang menemani ia masih merasakan keberadaannya. Belum tergoda akan ciptaan Tuhan yang menanti belaian.
"Koh2, suka dengan rasanya?" Wanita penggoda itu memulai percakapan.
Pria berkulit porselen itu mengelap sudut bibir dengan sapu tangan. Ia menelan kunyahannya dulu baru menjawab, "Tentu. Makanan ini sangat sedap."
"Aku berpikir jika makanan di sini masih kalah jauh dari masakan di rumahmu. Aku malah tidak menduga jika kau makan dengan lahap." Wanita itu tersenyum nakal.
Pria itu mengembang senyum terhormatnya. "Sejujurnya, aku mengira loki3 sepertimu akan membawaku ke tempat membosankan. Ternyata aku bisa mengisi perut yang sempat tertunda."
"Setiap pria yang minat berkenalan denganku akan aku ajak makan. Itulah etika melayani tamu yang kupelajari sendiri," ujar wanita itu sambil memilin rambut ikal kelamnya.
"Kau wanita yang baik hati." Senyuman itu masih terpampang.