Ceezyco

Dyah Afifah Palupi
Chapter #7

Tribune Sekolah

Meskipun sangat payah dalam berhitung, bukan berarti Ico lemah dalam semua bidang. Ia sangat mahir dalam pelajaran yang membahas tentang makhluk hidup, misalnya saja biologi. Ia selalu mendapatkan nilai yang sempurna dalam mata pelajaran ini. Meskipun tidak pernah belajar di rumah, namun ia akan memperhatikan dengan saksama ketika guru yang mengampu mapel ini tengah mengajar. Ia kemudian akan mencatat dan seketika itu pula materi yang sedang dipelajari akan langsung dihafal. 

Tubuh atletis Ico juga tidak ia dapatkan karena mahir berolahraga. Nilai olahraganya bernasib tak jauh dengan nilai berhitungnya. Dulu, waktu Ico menduduki bangku kelas 1 SD, guru olahraganya melakukan penilaian lempar tangkap bola. Meskipun kedengarannya mudah, bagi Ico hal itu sangatlah sulit. Mereka dibagi menjadi beberapa tim, dan masing-masing tim terdiri dari dua anak. Ico berpasangan dengan Erkan, yang memang sudah sekelas semenjak SD. Setiap anak akan mendapatkan satu poin jika berhasil menangkap bola dari teman satu timnya. Jadi, lemparan bola dari teman satu tim juga akan mempengaruhi poin kita. Setiap tim melakukan penilaian secara bergantian dan poin minimal yang harus didapatkan setiap tim adalah 20 poin.

Mulanya, semua berjalan dengan lancar. Setiap tim mampu mendapatkan poin melebihi kriteria yang telah ditentukan. Hingga di urutan terakhir tibalah giliran tim Ico yang melakukan penilaian. Setiap Erkan melempar bola, Ico tidak bisa menangkapnya, bola itu selalu mengenai muka atau badan Ico padahal Erkan telah melemparnya dengan benar. Sedangkan giliran Ico yang melempar bola selalu tidak tepat sasaran, bola pasti akan mendarat jauh dari posisi Erkan berdiri. Hingga pada akhirnya tim mereka tidak mendapatkan poin sama sekali.

Meskipun Erkan harus melakukan remedial, namun ia tidak menyalahkan Ico karena hal itu. Malah, ia membantu Ico berlatih lempar tangkap bola supaya nilai mereka dapat memenuhi kriteria saat melakukan remedial. Selama satu minggu penuh selepas pulang dari sekolah mereka berlatih, hingga akhirnya tim merekalah yang mendapatkan poin tertinggi.

Sebenarnya, Ico mampu. Hanya saja ia harus memiliki niat yang kuat dibarengi dengan kerja keras. Jika kalian bertanya, lalu bagaimana lco bisa mendapatkan tubuh atletisnya, maka jawabannya adalah karena gaya hidup dan kebiasaan yang ia terapkan sejak kecil. Ico selalu membiasakan diri dengan makan makanan yang bergizi, setiap hari ia memastikan asupan gizinya tercukupi. Selain itu, meski tidak pernah berolahraga, di waktu senggang dan libur sekolah tiba Ico selalu membantu bibi melakukan pekerjaan rumahnya. Jika dipikir-pikir mengangkat barang-barang berat, membersihkan rumah , naik turun tangga, dan lain sebagainya juga termasuk olahraga bukan? Meskipun Ico melakukannya secara tersirat.

Selain biologi dan berkebun, hal lain yang Ico favoritkan adalah memasak. Sejak kecil Ico sangat suka memperhatikan bibi memasak di dapur. Ico kecil banyak bertanya tentang hal-hal yang berhubungan dengan memasak. Ia sering mempraktikkan resep yang ia dapat dari bibi maupun dari internet, sekali mencoba Ico selalu berhasil, hasil masakannya selalu enak dan sesuai dengan ekspektasinya. Jika sekolah mengadakan lomba memasak antar kelas, maka Ico adalah orang terpilih yang menjadi langganan perwakilan kelas. Ia selalu bisa memenangkan setiap lomba memasak yang diikuti, meskipun kebanyakan yang menjadi rivalnya adalah kaum hawa.

 Namun berbeda dengan sebelum-sebelumnya, kali ini Ico tidak berminat mengikuti lomba memasak. Alasannya, karena lomba itu berbarengan dengan lomba bola basket. Ico ingin menyaksikan permainan bola basket Binar secara langsung. Sebenarnya, kelas Ico belum menemukan pengganti yang tepat untuk lomba memasak namun Ico seakan tutup telinga mengenai hal itu.

“Co, masak anak-anak nyuruh gue gantiin lo lomba masak sih,” ujar Erkan frustasi.

“Lah gue nggak peduli pokoknya gue mau liat Binar main basket,” ucap Ico acuh tak acuh.

“Yah ... kok lo tega sih sama temen lo yang paling tampan dan menawan ini. Gue aja masak air airnya abis karena gosong, ini malah disuruh lomba masak,” gerutu Erkan.

“Ih, jijik tau nggak. Yaudah sana kalau nggak mau bilang sama anak-anak, jangan sama gue,” protes Ico.

Lihat selengkapnya