Ceezyco

Dyah Afifah Palupi
Chapter #21

Permintaan Tolong

“Kak Dione?”

“Hai, Binar,” sapa laki-laki itu.

“Kakak pindah sekolah kesini?” tanya Binar.

“Iya, hehe. Kamu mau ke kantin?”

“Iya, tapi nggak jadi.”

“Loh, kenapa?”

“Nggak papa kok.”

“Aku tau di balik kata nggak papa seorang cewek itu pasti ada apa-apanya.”

“Beneran nggak papa kok Kak, aku udah kenyang.”

“Kalo kamu kenyang, ngapain tadi kamu niat pergi ke kantin?” tanya Dione memojokkan.

Binar tidak bisa menjawab bola matanya tak berani menatap Dione yang menunggu jawabannya. Ia kenal betul wanita ini sejak kecil, jika ia bersikap begitu pasti ada sesuatu yang ia sembunyikan.

“Yaudah kalo kamu nggak mau aku ke kantin sendiri aja. Kamu mau titip sesuatu?” 

“Nggak usah Kak, makasih.”

Dione mengangguk kemudian berjalan menuju ke kantin. Binar mengembuskan napasnya berat kemudian kembali ke kelasnya.

Setelah tiba waktu pulang sekolah, Izy menunggu Ico di tempat kemarin. Cukup lama menunggu datanglah seorang wanita yang berjalan kearahnya, ia adalah Binar.

“Eh Binar, hai,” sapa Izy ramah.

“Hai,” jawab Binar singkat.

“Ada apa ya?”

“Boleh ngobrol sebentar nggak?” tanya Binar. Izy mengangguk setuju. 

“Kamu lagi nunggu Ico ya?” tanya Binar.

“Iya,” sahut Izy.

“Aku tau kok kamu berangkat sama pulang sekolahnya bareng Ico. Emang rumah kalian deketan ya? Atau searah ?”

“Deketan, emang ada apa ya Binar?”

“Izy aku boleh minta tolong nggak?”

“Boleh dong. Minta tolong apa?”

“Boleh nggak kalau kamu agak jaga jarak sama Ico? Maksud aku gini, kalian boleh kok temenan tapi tolong hargain aku sebagai pacarnya. Tolong temenan sewajarnya aja. Aku aja nggak pernah ditawarin bareng dia kalo berangkat sama pulang sekolah. Jujur aja aku kurang suka kalo kamu terlalu deket sama dia. Maaf kalo kata-kata aku nyakitin kamu, tapi emang ini kenyataannya,” papar Binar.

Izy mematung, dia baru menyadari bahwa selama ini kedekatannya dengan Ico membuat hati seseorang terluka. 

“Izy minta maaf ya Binar. Izy nggak bermaksud nyakitin Binar. Izy janji nggak bakalan terlalu deket lagi sama Ico,” ujar Izy.

“Makasih atas pengertian kamu.”

Izy mengangguk-anggukkan kepalanya sambil mencoba tersenyum. Tak lama setelahnya, terdengar suara derum motor yang mendekat. Kedua wanita itu sontak menengok secara bersamaan kearahnya.

Lihat selengkapnya