Cek Ombak (Melulu)

Rina F Ryanie
Chapter #6

6. Ditikung Pengkhianat Tua Gila

Kika stress. Hidupnya seolah merasa serba salah dan disalahkan. Bukan hanya itu, ia seakan merasa sendiri. Tak ada siapa pun yang memihak kepadanya. Sudah cukup ia kehilangan papanya yang memutuskan berpisah dengan mamanya tujuh tahun ini. Kini mamanya, orang yang dimiliki dan disayangi satu-satunya, selalu memojokkan dirinya. Juga Igo, teman dekat yang sangat dekat di hatinya, kini menghindar. Kika tak punya siapa-siapa lagi.

Ia galau hingga gabut. Sampai-sampai sebagai pelampiasan, ia membongkar isi lemari es yang masih penuh dengan stok makanan. Ia kuras isinya lalu dipindahkan ke perutnya. Entah apa namanya, rakus atau kerasukan, sama saja.

“Kikaa! Pizza sama es krim kamu habisin, ya? Choki-Choki Mama juga?” teriak Mama Ocha menggema ke seluruh ruangan, hingga ke kamar Kika.

“Em ... Enggak, Ma! Aku hanya makan roti sobek lima rasa doang!” jawabnya dengan mulut yang masih penuh dijejali klapertart. Segera ia membereskan sampah bungkus makanan yang berserak di tempat tidurnya.

“Kalau ketahuan Mama, berabe! Bisa-bisa gue dipecat jadi anak!” gumamnya sambil bersungut-sungut.

“Kikaaa!” 

“Mati! Mama pasti marah besar stok makanannya gue abisin!” lanjutnya sambil meloncat turun dari tempat tidur untuk mengunci pintu kamar. Ia tak membukanya ketika Mama menggedor-gedor.

“Buka, Kika! Kebiasaan kamu tuh! Ada yang mau Mama bicarakan dama kamu. Cepetan buka!”

Kika diam tak menjawab teriakan mamanya.

“Kikaa!”

“Udah tidur, Ma! Besok aja!” teriak Kika seraya mematikan lampu kamar, lalu menelungkupkan selimut ke tubuhnya.

Entah sampai kapan Kika menghindar dari mamamya. Seperti kebiasaan seseorang yang punya dosa, ia takut berhadapan dengan orang tersebut.

***

“Go!”

“Ish, kamu lagi!”

“Kok ngomongnya gitu sih? Kayak yang nggak happy didatengin pacarnya!”

“Gue nggak punya pacar. Lagian siapa juga yang mau jadian sama gue, asisten koki restoran.”

“Gue lah! Kita kan hampir pacaran. Emm ... gimana kalau kita jadian aja?”

“Pede amat sih lo? Gue kan belom nembak lo!”

“Nggak perlu! Gue udah yakin kalau lo suka sama gue. Ngaku ...!”

Lihat selengkapnya