Cek Ombak (Melulu)

Rina F Ryanie
Chapter #16

16. Masih Perang Dunia

Pulang dari kampus, Igo menjemput Kika dari kampusnya. Dari tempat itu, Igo melarikan kendaraannya menuju Lovin’s Cafe untuk membicarakan masalah yang terjadi, sesuai yang mereka sepakati tadi pagi.

Sesampai di kafe, Kika dan Igo mengambil tempat di sudut ruangan. Kafe tampak masih sepi pengunjung, hanya dua meja yang terisi.

“Gue nggak betah tinggal sama Papa. Tapi gue terpaksa harus tinggal sementara sampai Mama menyadari kesalahannya dan minta maaf sama gue,” ucap Kika seraya menuliskan pesanan menu yang akan dinikmatinya bersama Igo.

“Mama lo gak salah, Ka! Dia cuma ngingetin supaya lo bisa tetap kontrol diri. Yang jelas-jelas salah itu bokap gue,” tukas Igo membela mama tirinya.

“Kok lo jadi belain mama gue sih? Tapi gue beneran sakit hati. Gara-gara bokap lo, Mama gue jadi berubah. Pokoknya gue gak terima perlakuan mereka sama gue!” protes Kika ketika saudara tirinya itu lebih condong ke mama kandung Kika.

“Gue ngerti apa yang lo rasakan. Gue gak tau mesti gimana, karena saat ini pun gue lagi berantem sama bokap gara-gara masalah ini. Bokap sudah gak peduli gue mau pergi ke mana. Justru gue sendiri yang bingung. Lo tau sendiri gue di sini gak punya siapa-siapa selain bokap. Nyokap gue gak mungkin lagi gue ikutin, karena suami barunya gak mau ada orang lain selain istri dan anak kandungnya. Dan nyokap gak bisa menawar. Makanya gue dilempar ke papa yang tak mau mengakui anak kandungnya sendiri. Tragis betul hidup gue ini, ya kan?” jelas Igo sambil tertawa hambar. Tawanya tak bisa menyembunyikan kesesihannya. Karena ada yang mengambang di sudut matanya.

Melihat itu, hati Kika ikut terenyuh. Ia tampak menghela napas sebelum mengatakan apa yang terbersit di pikirannya.

“Jadi betul dugaan gue selama ini. Hubungan lo sama bokap lo itu memang gak beres. Terbukti dengan apa yang lo katakan barusan. Gue pikir selama ini hidup gue yang paling sengsara akibat perceraian orang tua. Tapi ternyata kisah lo lebih serem dari gue. Ya, kan?”

Igo tampak terkekeh mendengar ucapan Kika yang sebetulnya getir yang ia rasakan. Kata-kata Kika sungguh menohok dadanya.

“Lo kata kisah horor apa, pake serem segala. Tapi ... lo jangan kaget, ya! Kemungkinan besar gue akan pergi ke Aussie. Di sana ada om gue, adik Mama satu-satunya yang sayang sama gue.”

Sontak Kika kaget mendengar pernyataan Igo itu. Terlihat sekali ada kepanikan di raut wajahnya yang bulat seperti bulan purnama itu.

“Igo! Lo serius? Lo jangan pergi. Kalau lo pergi, gue gak punya siapa-siapa ....”

Igo tak menjawab. Ia tampak bingung untuk menjelaskan kembali maksudnya. Sementara mereka hanya saling terdiam sambil menikmati minuman dan makanan yang baru diantar pelayan. Setelah itu, Kika berusaha menghangatkan suasana yang beku.

“Eh, Go! Gue masih penasaran sama koneksi kita di dunia maya. Kok bisa nyambung lagi padahal sama-sama ganti akun baru. Bener kan gue bilang, kita ini emang jodoh.”

“Iya juga sih. Gue heran, kok bisa ketemu lagi meskipun udah nyamar. By the way, kenapa nama lo pakai Ellea Martel?” goda Igo yang sebetulnya ia pun merasa penasaran.

“Nama belakang gue kan Elleana. Kalau Martel, gue ambil dari makanan kasukaan gue ...”

“Martabak Telor! Ya, kan?” sela Igo memotong ucapan Kika yang tengah tersipu-sipu. 

Kika spontan tertawa renyah.

“Lo sendiri? Kenapa pake nama Harry Putter. Muka lo gak ada mirip-miripnya sama karakter Harry Potter. Aah, gue tau! Lo kan suka gue panggil Vertigo, cocok deh, pas banget pake nama itu karena lo suka pusing-pusing melulu jadinya kayak muter-muter gitu... Haha.”

Lihat selengkapnya