Cek Ombak (Melulu)

Rina F Ryanie
Chapter #19

19. Setelah Semua Pergi

Malam itu juga Papa Juno benar-benar keluar dari rumah Rosa. Ia menurunkan koper pakaian dari mobilnya dan kembali ke apartemennya. Mukanya terlihat kusut dan lesu. Sejujurnya ia sangat menyesali sikapnya bisa seperti itu. Namun harga dirinya tak bisa diinjak-injak oleh Rosa juga putrinya. Sebagai laki-laki, ia harus menunjukan wibawanya.

Juno memasuki ruang apartemennya yang gelap. Setelah menyalakan semua lampu di ruangan, ia mengempaskan tubuhnya di sofa. Sorot matanya yang redup menyapu setiap sudut ruangan yang sepi dan beku. Ia termenung sendiri dalam sunyi. Sesekali menarik napas, lalu membuangnya dengan kasar. Tak lama ia pun tertidur di sofa.

Pagi-pagi sekali suasana kafe Papa Juno sudah terlihat aktivitas dari karyawannya. Ada yang bersih-bersih, ada yang bertugas di dapur, membawa belanjaan dan lain-lain.

Igo tampak bersiap-siap untuk berangkat kuliah. Baru saja turun dari lantai atas untuk sarapan, ia dipanggil Chef Danang yang baru kembali setelah membantu menurunkan barang belanjaan temannya dari mobil pick up.

“Go! Ditungguin Nyonya Bos tuh! Kayaknya penting banget pagi-pagi gini udah datang ngeduluin bos laki.”

“Maksud lo ... Mama Ocha?”

Chef Danang mengangguk, lalu mengangkat belanjaan sayuran ke dapur.

Di ruang depan restoran, Mama Ocha duduk menunggu dengan gelisah. Begitu melihat Igo, ia langsung berdiri dan langsung terisak. Igo yang mudah iba, tak tega melihat perempuan yang mulai disayanginya itu. Igo memeluk Mama Ocha yang langsung menangis di dadanya. Perempuan itu pun tak ragu menumpahkan keluh kesahnya kepada anak sambungnya itu.

“Mama, ada apa? Apakah sudah ada kabar dari Kika?”

Rosa menggeleng lemah. Ia mencoba mengatur napasnya agar lebih rileks.

“Enggak, Igo. Kika sampai saat ini nggak kasih kabar. Mama udah berusaha nyari, tapi belum ketemu. Sekarang, papamu juga pergi ....”

“Maksud Mama ... Papa pergi? Ke mana?” Igo terperanjat mendengar pengakuan mama sambungnya.

“Dia pulang ke apartemen. Semalam kami bertengkar hebat. Lalu papamu memutuskan kembali ke apartemennya. Sekarang semua pergi ninggalin Mama sendirian,” ucap Rosa disertai kesedihan yang mendalam. Bagaimana tidak sedih, satu per satu orang yang ia sayangi pergi meninggalkan dirinya, membawa masalahnya masing-masing.

“Sabar, Ma! Mama masih punya aku. Meskipun sudah nggak serumah, aku tak akan meninggalkan Mama, juga Kika!” ucap Igo membesakan hati Rosa.

“Makasih, Igo. Seandainya nggak ada kamu, entah bagaimana nasib Mama. Nggak ada yang memberi kekuatan dan semangat hidup. Mama mohon sama kamu, carilah Kika sampai ketemu. Mama nggak bisa tenang kalau belum ada kabar di mana dia berada,” ujar Rosa seakan mendapat kekuatan setelah mendengar ucapan Igo. Ia bertambah yakin Kika akan kembali ke pelukannya secepat mungkin dengan bantuan Igo.

“Pasti, Ma! Mama tenang aja, Kika baik-baik aja. Aku sebenarnya sudah tau dia ada dimana, tapi aku sudah berjanji nggak akan kasih tau Mama atau siapa pun sesuai permintaannya. Please, Mama jangan mikirin Kika. Kika aman, kok. Dia Cuma butuh waktu untuk kembali. Aku jamin deh!”

“Serius, Igo? Kamu tahu di mana Kika!” serunya dengan mata berbinar-binar.  “Ok, Mama ngerti. Ah ... Mama lega akhirnya. Yang penting Kika selamat dan baik-baik saja. Mama tau, dia nggak akan lama pergi karena nggak terbiasa tanpa Mama disampingnya. Dia anak manja. Oya, Mama ke butik dulu. Kalau ada kabar dari Kika, kasih tau Mama juga ya!”

Lihat selengkapnya