Cek Ombak (Melulu)

Rina F Ryanie
Chapter #20

20. Satu Kata yang Dirindukan

Malam makin merangkak jauh dan gelap, restoran sebentar lagi tutup. Namun Papa Jun masih duduk di meja kerjanya. Padahal sejak menikah lagi, ia selalu ingin segera pulang meski hari masih sore. Ia sering termenung dan gelisah. Bekerja pun tak bisa fokus. 

Di seberang ruangan, Igo yang saat itu ditemani Chef Danang memperhatikan papanya dengan iba. Ada suatu hal yang sebelumnya belum pernah dirasakan terhubung dengan papanya. Seperti kontak batin. Padahal Igo tengah membenci papanya. Namun, ia tak tega melihat lelaki yang baru merasakan kebahagiaannya sebagai suami, kini kandas.

“Lo liat, Go! Papa lo sejak kemarin kerjaannya ngelamun mulu. Tumben-tumbenan lagi nggak buru-buru pulang. Eh jangan-jangan, ibu tiri lo yang datang tadi itu abis berantem sama bokap lo, Go. Tul, nggak?” bisik Danang sambil melirik Juno.

“Tau, lah! Lo Chef lama-lama kepo juga ya?”

Sehabis berdebat dengan Chef Danang, Igo kembali memusatkan perhatiannya pada ruang kerja papanya. Saat itu, kebetulan Juno sedang melempar pandang ke arahnya hingga tatapan mereka bersirobok. Lama mereka saling tatap, kemudian sama-sama salah tingkah. Sepertinya ada yang hendak disampaikan oleh Juno, namun ia ragu. Igo pun terdiam kembali. 

Hingga restoran tutup, Juno baru beranjak dari kursinya. 

“Papa, eh, Bos mau pulang sekarang? Ke mana?” tanya Igo ragu-ragu.

“Gue ke apartemen. Kalau lo mau, pulang saja ke apartemen!” jawab Juno dengan lesu.

“Makasih, biar aku di sini aja Bos,” tolak Igo yang kini memutuskan tinggal di resto sementara waktu. Ia butuh menenangkan hati dan pikirannya.

“Ya sudah! Papa pulang duluan.”

Igo tercengang saat kata "Papa" terucap untuk pertama kali dari mulut laki-laki itu.

Hingga tak sadar Igo bergumam sendiri, “Papa? Apa gue nggak salah dengar? Benarkah ia menyebut dirinya Papa?”

Saat itu ekspresi wajah Igo tak menentu. Ia berusaha menyembunyikan senyum bahagia diantara rasa tak percaya atas apa yang ia dengar dari mulut papanya itu.

***

Dari kampus, Igo langsung mampir ke butik. Ia tahu bahwa Kika sudah pulang ke rumahnya dan berkumpul lagi dengan mamanya.

“Igo! Ayuk, sini gabung. Tadi Mama bikin seblak sama martabak telor buat Kika. Sengaja bikin banyak lho biar kamu ikut makan!”

Lihat selengkapnya