Celengan Rindu

Bisma Lucky Narendra
Chapter #19

Tsunami Rasa

Bertepuk sebelah tangan itu tak cuma berarti cintamu tak terbalas. Bisa jadi kisah cintamu seperti sepasang sepatu, yang selalu bersama bersisian, tapi tak mungkin disatukan. Cinta kalian ga' akan nyaman lagi dibuat jalan, bila dipaksa untuk disatukan. Kecuali cinta kalian serupa kancing baju dengan lubang kancingnya, akan selalu ada alaskan untuk disatukan. Saling mengisi satu sama lain. Cinta yang sempurna.


PoV Alina

Pantai Kuta begitu ramai pada akhir pekan pagi itu. Walau begitu, aku tidak bisa mengalihkan pikiranku dari mencemaskan Najwa. Mas Bima mencoba mengajakku melakukan beberapa permainan air di laut, selalu aku tolak. Aku lebih memilih duduk di sebuah warung dan memandangi segala aktifitas di pantai, dengan tanpa semangat.

"Kalian sering pergi untuk minum begitu, ya, Mas?' tanyaku penasaran.

"Belum tentu setahun sekali. Biasanya kalau kami sedang ada acara seperti sekarang, setelah jenuh seharian berada di dalam ruangan seminar, malamnya beramai-ramai kami berjalan-jalan. Mengobrol di kafe atau di bar. Aku belum pernah seumur hidupku semabuk Najwa semalam. Dan jika jalan denganku, aku juga tidak akan mengizinkan Najwa minum sebanyak itu. Entah pergi dengan siapa dia semalam." Mas Bima menggeleng-geleng.

Tiba-tiba ponsel Mas Bima berdering. Hanya satu menit dia menerima telepon itu, lalu dengan wajah cemas dia mengajakku kembali ke hotel.

"Dari manajer hotel. Kata dia ada hal penting yang harus dibicarakan. Tetapi ia tidak mau menjelaskan sekarang."

"Najwa."

"Iya, kukira juga tentang dia."

Lalu kami memanggil taksi untuk kembali ke hotel.

Aku sangat terkejut ketika mendengar berita yang disampaikan oleh manajer tersebut. Najwa telah membuat kehebohan di situ.

"Awalnya salah seorang petugas House keeping yang sedang membersihkan kamar-kamar, yang mendengar suara orang berteriak-teriak marah. Lalu suara benda-benda pecah. Petugas tersebut memanggil petugas keamanan karena dia pikir ada tamu yang sedang bertengkar. Ketika petugas keamanan mengetuk pintu, tidak terdengar jawaban sehingga pintu dipaksa dibuka dengan kunci master. Lalu petugas kami mendapati ibu itu bersimbah darah jatuh pingsan di lantai. Nampaknya ia memotong urat nadinya sendiri"

Lihat selengkapnya