Celengan Rindu

Bisma Lucky Narendra
Chapter #25

Permintaan Hati

Sepintar-pintar dirimu membuat tampilan elok di permukaan namun jika kamu berlaku serupa menyimpan pisau dalam lipatan bagi sesamamu, berduri dalam hatimu, siap-siap saja terluka karenanya.

PoV Alina 

Walau sudah lebih dari dua bulan sejak kami pulang dari Bali, sedangkan aku masih belum mendapat haid juga, ditambah Mas Bima yang sudah yakin setengah mati bahwa aku hamil, sesungguhnya aku masih enggan untuk melakukan tes kehamilan. Hingga kemarin malam Mas Bima pulang dengan membawa setengah lusin test pack.

“Banyak amat, Mas?”

“Harganya murah, ternyata,” katanya, “kubeli saja sekalian. Bisa buat stok enam anak kan?”

Aku memelototinya. 

Maka subuh ini aku melakukan pengecekan. Saat melihat hasilnya, aku berpikir tentang sesuatu, maka aku lalu melakukan pengujian kedua.

Setelah kami solat subuh dan mengaji, Mas Bima menarik aku agar duduk di pangkuannya.

“Sudah?”

Aku mengangguk dan menyerahkan alat itu padanya. Ia memperhatikan sebentar, lalu wajahnya muram. “Kau tetap harus ke Obsgyn, Alin, aku khawatir ada sesuatu di kandunganmu.”

“Tampaknya begitu. Kita memang harus ke Obsgyn.” Aku menarik napas panjang.

Aku mengambil alat yang di tangannya, lalu ikut memperhatikan juga.

“Oh. Yang ini blanko, Mas. Ini waktu aku iseng mencoba-coba. Yang benar yang ini.” Aku menyerahkan alat yang lain kepadanya.

Ia mengambil alat itu dariku, memperhatikannya, lalu tertawa. “Kau harus membayar keisenganmu, Alin!” Ia mendorongku hingga jatuh ke kasur dan mulai menciumiku.

“Mas, nanti kau terlambat.”

“Biar saja. Aku sangat jarang terlambat. Sesekali biar mereka menungguku.”

Lihat selengkapnya