Celengan Rindu

Bisma Lucky Narendra
Chapter #27

Rahim Kehidupan

Seperti jejak yang membekas, luka hatipun demikian. Perjalanan waktu adalah ibarat sebuah perban, menutupi dan menyembuhkan luka tapi tidak bisa menghilangkan bekasnya. Apalagi luka hati sebab cinta yang dikhianti. Kekal dalam kenangan bersama waktu.

PoV Abimanyu

Meskipun kami sama-sama bekerja di rumah sakit, ternyata sulit bagi kami untuk mencari waktu yang pas untuk bisa ke dokter Obsgyn karena jadwal kami yang berbenturan ditambah Alina yang mulai kena morning sickness. Akhirnya baru sore ini kami menemui dokter Fanny.


Menurutnya janin itu telah berumur 12 minggu. Saat pengukuran dengan menggunakan alat USG 3D, berat janin, lingkar kepala, tali pusat, volume ketuban dan lain-lain tampaknya normal. Aku terharu melihat makhluk yang tumbuh dalam rahim Kekasihku. 

Aku jatuh cinta lagi.

Aku jatuh cinta pada makhluk kecil yang hanya terlihat hitam dan putih pada layar monitor itu. 

Saat kami keluar dari ruangan dokter, aku berbisik pada istriku,

“Aku minta maaf Sayang, mulai saat ini kau harus rela kau berbagi cintaku dengan janin kecil ini.”

Ia menarik napas panjang.

“Sudah kuduga. Malah bisa jadi, jika nanti ternyata dia seorang anak perempuan, dia akan menjadi saingan beratku dalam berebut perhatian dan waktumu.”

“Apalagi kalau anak perempuan itu berjumlah tiga, empat atau lima, wow, mungkin aku bisa melupakanmu.” sahutku

“Kau mau aku melahirkan berapa kali?” katanya kesal. 

“Lahirkan dulu yang ini dengan selamat. Setelah itu kita akan berusaha membuat yang kedua, ketiga, keempat, kelima,..."

“Terus saja kau tambah angkanya. Kenapa kau tidak menikah dengan kelinci saja, sih!” Dia mencubit lenganku.

“Jangan galak-galak, Bunda.” Aku mengelus lengannya.

“Wah, jadi panggilanku Bunda?”

“Aku suka menyebutmu begitu.”

Alina diam saja. Tetapi bibirnya tersenyum.

“Sore ini kau akan ke rumah Najwa lagi?”

“Tidak. Aku kan harus mengantarmu pulang. Nanti setelah maghrib balik lagi untuk praktek malam.”

“Kalau kau ke rumah Najwa, aku ingin ikut. Aku kangen mereka.”

Lihat selengkapnya