Celengan Rindu

Bisma Lucky Narendra
Chapter #33

Permata Hilang

Ah Cinta! 

Aroma hasrat dan ketulusan terkadang memiliki wajah serupa kembar siam bagi pasangan yang sedang kasmaran. Sulit untuk dibedakan.

Tapi, percayalah bahwa perasaanku kepadamu adalah aroma karsa untuk mencintaimu, menjagamu sampa ujung usiaku.

Pov Abimanyu

Aku bagai dihadapkan pada buah simalakama. Memenuhi permintaan Papa yang berarti berpisah dengan Alina atau memilih Alina yang berarti aku membangkang kepada Papa. Tak ada opsi C bagiku sehingga aku bisa memilih kedua-duanya. Aku tahu, dalam kerapuhan Alina, dia memegang prinsipnya.

Tadi aku menatap matanya ketika ia melambai padaku dari dalam mobil Papa. Aku merasa saat itu, baginya aku telah berakhir.

Aku mendapati Najwa berdiri di belakangku saat aku berbalik badan. Ada kedua orang tuanya juga sedang duduk di kursi di dekat kami.

“Najwa, karena kau telah menjadi istriku, maka kau harus mengikutiku. Kita akan pindah, tetapi tidak hari ini. Sekitar 4 atau 5 hari ke depan kita akan pindah ke apartemen.”

“Kita tinggal di sini Bima, Kasihan Mama.”

“Tidak! Aku membenci kursi ini. Aku membenci kamar itu.” Kataku menunjuk kursi tempat Najwa mengambil foto-fotoku. Juga kamar dimana Alina dulu tinggal. Aku pernah masuk ke dalamnya ketika beberapa bulan lalu Najwa menunjukkannya. Terlalu banyak barang milik Najwa saat masih remaja, yang akan membuatku lebih sakit, karena aku telah menyakitinya.

Dengan terang-terangan aku mengatakan hal ini di depan kedua mertua baruku.

“Sementara itu aku mau pergi dulu. Ada hal yang perlu kuurus.” Lanjutku.

“Kau akan menemui Alina?” tanya Najwa cemas.

“Kau tahu, baginya aku sudah masa lalu. Dia sudah pergi meninggalkan aku, dengan membawa anakku. Kau dapatkan apa yang kau mau, Najwa.” Kataku tajam.

“Alina pergi kemana?” tanya Bude. Nampaknya ia terkejut.

“Dia bahkan tidak mau mengatakannya kepada saya. Dia sendirian sekarang, di luar sana. Entah kejahatan apa yang kita lakukan padanya.”

Lihat selengkapnya