Celestial Odyssey The unknown Horizon

Arya Sanubari
Chapter #19

Bab 18: Resonansi dibawah permukaan

Kami meluncur lebih dalam menuju permukaan yang tak terjamah. Seiring kami mendekat ke titik koordinat yang disebutkan Akari, suhu udara berubah drastis. Sebelumnya, matahari ganda yang terbit dari langit berwarna oranye membakar, tapi sekarang, angin kencang berembus tajam, menggigit kulit kami dengan dingin yang tidak biasa. Di kejauhan, formasi batuan tinggi yang hancur menyatu dengan langit berbintang, menciptakan pemandangan yang lebih asing daripada yang pernah kami bayangkan. Namun, tak ada waktu untuk mengagumi keindahan itu. Keheningan yang mendalam menunggu, seperti jurang yang menunggu untuk menelan kami.


Akari menggenggam lengan bajuku dengan erat. "Arya... aku rasa aku bisa berjalan sendiri sekarang. Jangan khawatir, aku sudah lebih baik."


Aku melihat ke arahnya, tidak yakin. "Akari, kamu masih belum sepenuhnya stabil. Kau baru saja bangun."


Aku bisa melihat keraguan di wajahnya, namun ia memaksa tersenyum. "Aku tidak ingin membebanimu lebih lama. Percayalah, aku bisa melakukannya."


Dengan hati-hati, aku menurunkannya ke tanah yang keras. Ketika kakinya menyentuh permukaan berbatu itu, ia terhuyung sejenak, tetapi akhirnya bisa berdiri tegak. "Terima kasih," katanya, berusaha terlihat lebih kuat. Namun, aku tahu apa yang tak diucapkan kekhawatirannya, ketakutannya. Itu lebih jelas dari sebelumnya.


Tiba-tiba, tanah di bawah kami bergetar. Sebuah suara berdengung, semakin keras, semakin mendekat. Aku terkejut dan dengan refleks menarik Akari lebih dekat, namun sebelum aku bisa melakukan apapun, tanah di bawah kaki kami pecah. Tanah terbelah dalam retakan besar, dan tubuh kami terlempar ke udara.


Dalam sekejap, kami jatuh seperti terjun bebas dari ketinggian yang tak terbayangkan. Tubuhku terasa melayang untuk beberapa detik yang panjang, terbalik dalam gravitasi yang tak terduga, dan hanya terdengar suara detak jantungku yang memekakkan telinga.


["Warning: Impact imminent. Stabilizing suit integrity,"] suara mekanis dalam helmku terdengar dingin dan jelas, dengan ketenangan yang menenangkan, namun tidak menghilangkan kegelisahan di dalam diriku. Aku merasa tubuhku dihantam ke tanah keras. Suitku menyerap sebagian besar dampak, tetapi bukan tanpa biaya. ["Suit integrity compromised by 13%. Initiating automatic repairs."]


Aku meringis, merasakan getaran keras dari tulang belakangku, meskipun helm yang melindungi kepalaku tidak mengalami kerusakan. ["Warning: Emergency pressure level reached. Oxygen supply stable."] Suara sistem suit kembali mengonfirmasi bahwa oksigen dalam masker dan filtrasi udara masih cukup untuk bertahan. Aku menarik napas dalam-dalam, mencoba menenangkan diri, meskipun visorku sudah mulai berembun karena terkontaminasi oleh debu yang berterbangan.


Di dalam helm, layar digital menunjukkan data tentang lingkungan sekitar: ["Particulate levels exceeding safe threshold. Initiating decontamination cycle."]


Debu yang memenuhi udara tampak seperti partikel mikroskopis, berputar dalam arus angin dingin yang mengamuk di sekitar kami. Sesaat, aku bisa merasakan butiran pasir kecil yang berdesir menembus celah kecil di pelindung helm, meskipun filter suit berfungsi secara maksimal untuk mencegahnya.

Lihat selengkapnya