Celestial Odyssey The unknown Horizon

Arya Sanubari
Chapter #23

Bab 22: Pengorbanan yang Tak Terlihat

Tidak ingin membuang waktu lebih banyak, takut bahwa setiap detik yang berlalu akan membawa bahaya baru, aku meminta Akari untuk kembali ke ruangannya pelan-pelan, beristirahat dan memulihkan diri. Dari ekspresinya yang pucat dan lelah, aku tahu bahwa pikirannya masih kacau, dihantui oleh penglihatan dan suara dari struktur aneh itu. Sepertinya otaknya belum mampu mengakses semua memori yang tiba-tiba masuk secara paksa, seolah-olah dia sedang mencoba membaca buku dalam bahasa yang tidak dia pahami. Aku berpikir untuk membantunya berjalan, menuntunnya kembali ke kamarnya dengan aman, tetapi dia menolaknya dengan lembut, menolak bantuanku dengan senyum kecil yang lemah.


"Lebih baik kau juga istirahat, Arya. Sebelum ekspedisi kau belum tidur, kau terlalu sibuk dengan penelitianmu, dan sekarang setelah kembali kau juga tidak tidur sama sekali, kau hanya memaksakan dirimu sampai batasnya. Kau harus menjaga dirimu sendiri, Arya." ucapnya dengan nada khawatir.


Aku tersenyum kecil dan mengangguk, mencoba meyakinkannya meskipun aku sendiri tidak yakin. "Baiklah, aku akan melakukannya," jawabku berbohong, merasa bersalah karena menipunya. Begitu dia pergi, begitu dia menghilang di tikungan, aku segera menuju ruang lab dengan langkah cepat, bertekad untuk melanjutkan penelitian lebih lanjut tentang cryosleep, untuk menemukan cara untuk menghilangkan efek sampingnya dan melindungi tim kami dari bahaya.


Bagaimana caranya agar tidak ada efek sampingnya? Bagaimana caranya membuat tidur panjang ini aman dan nyaman?


Sebelumnya, kami hanya memiliki beberapa bulan untuk mempelajarinya bersama Dr. Carter, waktu yang terlalu singkat untuk mengatasi masalah ini. Tapi sekarang, dalam masa damai yang singkat ini, aku punya lebih banyak waktu untuk melakukan eksperimen sendiri, untuk menguji teori-teoriku dan menemukan solusi yang kami butuhkan. Saat aku tiba di lab, suasana begitu sepi, hanya ada suara mesin yang berdengung dan cahaya lampu yang berkedip-kedip. Dr. Carter tampaknya sedang beristirahat, atau mungkin dia sudah menyerah padaku, dan aku sendirian di sini, dikelilingi oleh catatan dan data yang pernah kami buat sebelumnya, pengingat akan kegagalan kami.


Tanpa berpikir panjang, tanpa ragu sedikit pun, aku mulai bekerja. Waktu berlalu tanpa kusadari, larut dalam penelitianku dan kehilangan jejak dunia luar. Aku mencatat, menganalisis, dan bereksperimen tanpa henti, mendorong diriku sampai batasnya, mengabaikan rasa lelah dan lapar. Tapi hanya beberapa jam kemudian, setelah berjam-jam bekerja tanpa henti, kepalaku mulai terasa pusing, penglihatanku kabur, dan sebelum aku menyadarinya, sebelum aku bisa menghentikan diriku sendiri, semuanya menjadi gelap, dan aku jatuh ke dalam ketidaksadaran.



---


Lihat selengkapnya