Celestial Odyssey The unknown Horizon

Arya Sanubari
Chapter #25

Bab 24: Kedamaian di Angkasa, Air Mata di Bumi

Arya terbangun dari pingsannya. Pandangannya masih sedikit buram, tapi yang pertama kali ia sadari adalah tangan kanannya yang mati rasa. Saat ia menoleh, ia melihat Akari tertidur di sampingnya, jemarinya menggenggam erat tangannya. Sejenak, ia ingin menyingkirkan tangan itu, tapi di sisi lain, ia merasa ini bukan hal yang buruk. Sentuhan Akari terasa hangat dan menenangkan, mengingatkannya pada... siapa?


Tiba-tiba, Akari menggeliat pelan dan membuka matanya. "Kau pingsan cukup lama sampai aku tertidur," katanya sambil tersenyum. Senyum Akari begitu cerah dan polos, membuat Arya merasakan sesuatu yang familiar. Tapi dia tidak bisa mengingatnya dengan jelas.


Arya menghela napas. "Aku hanya... teringat sesuatu."


Mereka berbincang panjang. Akari, dengan keahliannya dalam linguistik dan antropologi, biasanya mudah memahami orang lain. Tapi Arya berbeda. Akari bisa merasakan kesedihan dan beban dalam suara Arya, tapi pria itu sangat pandai menyembunyikan perasaannya. Atau mungkin, ada alasan lain? Akari mengerutkan kening, mengingat bagaimana Arya tiba-tiba pingsan tadi malam. Mungkinkah itu penyebabnya? Mungkinkah Arya sedang melupakan sesuatu yang penting, sesuatu yang membuatnya sulit dipahami? Akari menyadari ini, tapi ia memilih untuk tidak bertanya lebih jauh. Ia merasa, jika memang ada sesuatu yang disembunyikan Arya, pria itu akan mengungkapkannya sendiri pada waktunya.


"Kenapa kau tersenyum?" tanya Arya.


"Entahlah. Mungkin karena aku menikmati percakapan ini," jawab Akari santai, lalu dia memiringkan kepalanya sedikit saat menatap Arya, ekspresi yang membuat Arya tertegun sesaat. Dia seperti melihat... siapa?


Arya mendengus kecil. "Membuatku malu saja."


Setelah itu, Akari meninggalkan Arya untuk memberi ruang baginya. Ia berjalan ke kebun hidroponik dan menemukan Olivia serta Yuki sedang bekerja seperti biasa. Saat mengamati tanaman, Olivia menyadari bahwa ada deretan tanaman stroberi yang tertata rapi dengan sangat hati-hati, berbeda dari biasanya. Biasanya, susunan tanaman di kebun ini lebih praktis daripada estetis.


"Siapa yang menanam stroberi ini?" tanya Olivia heran.


Akari, yang baru tiba, menjawab santai, "Aku. Iseng saja." Dia kemudian berjongkok untuk memeriksa salah satu tanaman stroberi, gerakannya ringan dan lincah, seperti seorang anak kecil yang sedang bermain dengan boneka kesayangannya. Dia menyentuh lembut daunnya dan tersenyum puas melihat buah stroberi yang mulai memerah.


Setelah berbincang sejenak, Akari pergi menemui Kapten Nakamura dan Sofia. Kapten masih tenggelam dalam tumpukan data dari dua planet terakhir, sementara Sofia sibuk melakukan simulasi penembakan asteroid untuk menghadapi jalur asteroid yang akan mereka lalui.


Lihat selengkapnya