Sementara itu, di Odyssey…
Kehidupan di Odyssey terasa lebih sunyi dari biasanya. Dengan sebagian besar kru berada di permukaan planet, hanya segelintir anggota yang tersisa untuk mengawasi kapal dan menjalankan sistem pendukungnya.
Di ruang kendali, Letnan Sylvia Langley bersandar di kursinya, memainkan pena di antara jari-jarinya. "Jadi… kapan terakhir kali kita menghadapi sesuatu yang benar-benar menantang?" tanyanya, nada bosan terdengar jelas.
"Kalau kau rindu masalah, aku bisa matikan sistem oksigen selama lima menit," sahut Miguel Torres, sang insinyur, tanpa mengalihkan pandangannya dari layar diagnostik.
"Lucu sekali," gumam Sylvia sambil mendengus.
Di sisi lain ruangan, Dr. Carter tetap fokus pada laporannya. Ia bukan tipe yang tertarik dengan percakapan santai saat bekerja.
Di antara mereka, Kapten Nakamura berdiri dengan tenang, memperhatikan monitor komunikasi yang menampilkan sinyal stabil dari tim ekspedisi di permukaan. Sejauh ini, semuanya berjalan lancar, tetapi ia tetap waspada.
Setelah beberapa saat, Nakamura meninggalkan ruang kendali dan berjalan menyusuri lorong kapal. Ia selalu memiliki kebiasaan melakukan inspeksi rutin, memastikan tidak ada hal yang terlewatkan. Saat melewati kabin Arya, ia melihat sesuatu yang tidak biasa, pintu yang sedikit terbuka.
Arya bukan orang yang ceroboh.
Rasa penasaran membuatnya melangkah masuk. Ruangan itu lebih berantakan dari biasanya. Buku-buku bertumpuk di meja, beberapa catatan tersebar, dan jaket Arya tergantung sembarangan di kursi. Ini bukan pemandangan yang biasa ia lihat dari seseorang seperti Arya.
Saat ia melangkah lebih jauh, matanya menangkap sesuatu di lantai sebuah foto yang terjatuh di antara buku-buku ilmiah.
Nakamura memungutnya. Saat ia membalik foto itu, ekspresinya berubah drastis.
Wajah dalam foto itu… Bima Adinata.
Nama itu bukan sekadar nama biasa dalam sejarah eksplorasi sains. Bima Adinata adalah insinyur jenius dari Indonesia, salah satu pionir dalam pengembangan sistem navigasi gravitasi real-time yang mengubah cara manusia menjelajahi luar angkasa.
Bima sempat menjadi sosok yang dihormati dalam komunitas ilmiah, hingga suatu hari ia menghilang dari dunia akademik. Tragedi pribadi, kehilangan, dan tekanan psikologis membuatnya mundur dari sorotan. Nakamura ingat pernah membaca laporan tentang kejatuhannya.
Namun, yang lebih mengejutkan Nakamura bukanlah Bima melainkan sosok wanita di sampingnya.
Anya Volkova.
Napasnya tertahan sesaat. Ia mengenal wanita ini. Seorang dokter dari Slavonia yang ia temui dalam operasi militer rahasia bertahun-tahun yang lalu.
Dulu, Nakamura pernah dikirim dalam misi pengintaian ke sebuah daerah yang dilanda perang saudara. Di sanalah ia melihat sendiri kehancuran yang terjadi, bagaimana warga sipil berjuang untuk bertahan hidup. Di antara mereka, ada Anya Volkova dokter muda yang tanpa rasa takut merawat para korban di tengah konflik yang berkecamuk.
Ia ingat bagaimana Anya menolak meninggalkan pasien-pasiennya, bahkan ketika pasukan musuh semakin mendekat. Nakamura dan timnya akhirnya berhasil mengevakuasi beberapa warga, tetapi saat itu, ia tidak tahu apa yang terjadi pada Anya setelahnya.