Ayunda melangkahkan kakinya menuju lift. Ia segera masuk kedalam lift dan menekan lantai dimana ruang CEO berada. Ting lift terbuka dan Ayunda segera keluar dari lift menuju ruang CEO. Ia melewati beberapa ruangan yang dan beberapa kubikel. Beberapa pasang mata melihat kedatangan Ayunda. Ayunda merupakan salah satu perempuan cantik di kantor ini, tentu saja saat ini wajah cantiknya membuat beberapa pasang mata laki-laki tersenyum melihat kecantikan Ayunda.
Ayunda mendekati sekretaris CEO yang ternyata seorang laki-laki. Membuat Ayunda menahan tawanya jika mengingat ucapan Maminya Guna, mengenai sikap anaknya yang terlihat anti perempuan. Ingin sekali Ayunda menggoda Guna agar bisa melihat raut wajah kesal milik Guna. Bukan Ayunda namanya jika ia takut dipecat saat ini juga. Sebenarnya Ayunda takut kepada Guna, tapi lagi-lagi karena Maminya Guna menceritakan semua kebiasaan Guna membuat Ayunda sangat mengenal siapa Guna.
Jika gue nggak kenal nyokap lo, mungkin saat ini gue bakal nangis karena takut gue dipecat
Batin Ayunda
"Ada Pak Guna?" tanya Ayunda.
"Kamu Ayunda ya dari divisi pemasaran?" tanya sekretaris Guna.
"Iya, " ucap Ayunda.
Ayunda sempat kagum melihat ketampanan sekretaris Guna, tapi mengingat Guna yang diberkuliah diluar negeri, Ayunda menganggap jika mungkin sekretaris Guna adalah pacar Guna. Memikirkan fakta jika Guna adalah homo membuat Ayunda bergidik ngeri.
Mungkin benar kalau dia homo...
"Silahkan masuk Mbak!" ucap Sekretaris itu.
"Panggil Yunda aja, " pinta Ayunda menunjukkan senyum manisnya membuat laki-laki tersenyum malu.