Pukul 04:30 pagi, setelah Adzan Subuh berkumandang. Aku telah terbangun dari rutinitas tidur malam. Dengan masih mengucak-ngucak mata, aku berjalan perlahan menuju kamar mandi sederhana ini.
Ku ambil ait wudhu, lalu pergi menjalani kewajiban ku sebagai muslim. 10 menit berlalu. Aku bergeges pergi mengambil pakaian kotor yang telah berada di dalam keranjang.
Tanpa sarapan, atau memakan sesuatu untuk mengganjal perut yang sudah lapar ini. Aku pun pergi bergegas dari gubuk kecil sederhana ini.
Ingin pergi kemana aku di pagi yang masih gelap ini? Sinar senja pun masih belum menampakkan sinarnya, dan sekarang aku memilih untuk pergi?
Ku bawa diantara tangan kanan ku sebuah keranjang kecil yang berisikan pakaian kotor. Lalu aku pergi menuju sungai terdekat, atau bahasa kasarnya (Kali). Sebuah tempat dimana kita bisa menjuci baju-baju kotor kita.
Langkah ku mengajak ku untuk pergi kesana. Karena pakaian kotor ini yang sudah banyak, dan harus segera di cuci agar esok hari aku bisa memakainya kembali.
Sampai di sungai.
Akhirnya aku pun sampai, setelah aku berjalan kaki selama 15 menit lamanya. Aku segera pergi menuju tepi sungai itu. Disana sudah ada teman-teman ku yang juga sedang mencuci pakaian mereka.
Hadir di tengah-tengah mereka.
Bruk!
Di letakkan keranjang ini di atas sebuah batu pijakan. Setengah tubuhku telah terendam air sungai.
"Halo Sinta!" bertanya salah seorang teman. Teman ku yang bernama Ayu langsung menyapa diriku setibanya aku disini. Dia sudah datang terlebih dahulu dari pada diriku.
"Hei Ayu!" Aku menyapanya, sambil memberi senyuman kecil kepada dirinya.
Lalu yang lain pun ikut tersenyum kepada ku. Ada beberapa teman yang lain yang juga ikut mencuci pakaian disini.
Aku keluarkan semua pakaian kotor ini dari dalam keranjang. Lalu mulai membasahi mereka, dan memberi sabun pembersih pakaian.
"Hari ini banyak sekali pakaian yang kau cuci?" Bertanya. Ayu betanya heran kepada ku, karena dia melihat pakaian ku yang banyak ini.
"Iya. Ini sudah biasa. Lagi pula ini pakaian kotor dua hari, jadi cukup banyak!" Aku menjawabnya dengan tersenyum, tapi tetap fokus membasahi pakaian kotor ini.
"Oh!" menganggutkan kepala. Dia pun terlihat paham dengan perkataan ku tadi.
"Jadi pakaian mu hari ini cukup banyak , ya!" Lanjutnya berkata.
"Iya. Bisa di katakan seperti itu." Aku menjawab, sambil membentuk senyum kecil di bibir ini.
Mencuci. Aku pun mulai mencuci pakaian di tengah-tengah derasnya arus sungai ini.
Bruk!
Bruk!
Mencucinya diatas batu besar ini. Aku sikat noda-noda kotor pada pakaian yang berwarna putih. Aku beri sabun cuci yang sangat banyak agar tercuim harum wangi.
Beberapa saat kemudian. Teman-teman ku yang lain telah selesai mencuci pakaian nya.
"Sinta! Ayu! Aku pulang duluan , ya!" Suci berkata. Dia yang berdiri di sudut sana pun telah menyelesaikan cucian nya dan siap untuk pergi dari sungai ini.
Keranjang berisikan pakaian bersih pun telah dia taruh diatas kepalanya, dan hendak pergi meninggalkan kami.
"Oh. iya!" Aku menyahut nya. Aku melihat dia yang berdiri disana. Lalu tersenyum kecil sambil terus mencuci pakaian-pakaian yang kotor ini.
"Iya. Hati-hati di jalan!" Ayu berkata, dia pun tersenyum singkat pada Suci tersebut.
Suci pun pergi dari sungai ini, dan di susul beberapa teman yang lainnya.
"Sinta! Ayu! Aku duluan, ya!" kata yang lain. Beberapa dari kami pun telah meninggalkan sungai satu persatu, dan sekarang hanya tinggal aku, Ayu dan Leli.
Leli adalah teman ku dan rumahnya sangat dekat. Rumah kami saling berdampingan. Namun, sayang sekali kami tidak akrab satu sama lain.
Dia anak yang sangat tidak suka bergaul. Tidak banyak bicara, dan sikapnya acuh tak acuh kepada siapa pun, walau kami itu saling bertetangga.
Bruk!
Bruk!
Aku masih mencuci. Namun, tiba-tiba, aku melihat Leli telah selesai mencuci pakaian nya.
Di rapihkan pakaian bersih itu, dan di masukkan ke dalam keranjang. Lalu tanpa berbicara satu kata pun dia pergi meninggalkan tempat.
Acuknya saja. Tidak berkata, atau berujar. Dia diam tidak bergeming. Pergi begitu saja meninggalkan kami.
Cek!
Cek!
Meninggalkan sungai. Sekarang hanya tinggal aku dan Ayu saja di tempat ini.
Bruk!
Bruk!
Kami pun masih mencuci pakaian. Masih tersisah beberapa pakaian lagi yang belum tercuci.
Senja pun mulai mengintip dunia. Cahaya hampir muncul ke permukaan bertanda pagi telah tiba.
Karena sinar senja telah hadir, kami pun bergegas segera membereskan ini semua.
"Sinta. Ayo cepat!" katanya kepada ku. Ayu mengajak ku untuk segera menyelesaikan ini.
Mata nya memandang ku, sambil kedua tangan nya itu bergegas membereskan cuciannya tersebut.
Bruk!